NusamandiriNews–Di tengah derasnya arus digital, banyak UMKM di Indonesia masih berjalan seperti perahu kecil yang terus bergerak, tetapi tanpa arah yang jelas. Mereka berupaya mempertahankan usaha, namun gagal menempatkan branding sebagai fondasi penting dalam membangun daya saing. Padahal, di era persaingan yang begitu tajam, branding bukan sekadar elemen pelengkap, melainkan identitas strategis yang menentukan bagaimana sebuah produk dipandang, dinilai, dan diingat oleh konsumen.
Kita harus mengakui bahwa kualitas produk saja tidak lagi cukup untuk memenangkan pasar. Konsumen masa kini mencari lebih dari sekadar barang; mereka menginginkan pengalaman, cerita, dan hubungan emosional yang ditawarkan sebuah merek. Sayangnya, banyak UMKM masih terjebak dalam pola lama, seolah puas hanya dengan memproduksi barang tanpa memikirkan bagaimana produk tersebut dipersepsikan publik. Padahal tanpa branding yang kuat, produk terbaik pun bisa tenggelam di tengah bisingnya pasar digital.
Baca juga:Tanpa Personal Branding, Kariermu Mandek! Program Studi Bisnis Digital UNM Bongkar Strateginya
Branding Digital
Berbagai platform seperti Instagram, TikTok, marketplace, hingga website sebenarnya menyediakan panggung yang sangat luas bagi UMKM untuk membangun citra. Namun panggung itu menjadi tak berarti bila tidak ada identitas yang ditonjolkan. Konten promosi akan berlalu begitu saja, tidak mampu meninggalkan kesan atau menimbulkan keterhubungan dengan konsumen. Di era digital bisnis, branding tidak lagi terpaku pada logo atau kemasan, melainkan pada pengalaman menyeluruh yang dirasakan pelanggan saat berinteraksi dengan produk, baik secara online maupun offline.
Sebagai Kaprodi Manajemen di Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang dikenal Kampus Digital Bisnis, saya melihat bahwa mahasiswa memiliki peran yang semakin signifikan dalam transformasi UMKM. Mereka lahir di era teknologi, terbiasa dengan dinamika digital, dan memiliki kepekaan terhadap perubahan tren pasar. Melalui tugas berbasis proyek, pendampingan langsung kepada UMKM, dan kolaborasi lintas bidang, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori branding tetapi juga mengasah kemampuan menerapkannya dalam konteks nyata. Mereka belajar membaca perilaku pelanggan, memetakan kecenderungan pasar, merancang identitas visual, hingga membangun narasi digital yang konsisten dan relevan.
Keterlibatan mahasiswa tidak sekadar memperkaya proses pembelajaran, tetapi juga memberikan kontribusi konkret bagi UMKM. Banyak pelaku usaha kecil yang awalnya kesulitan memahami pentingnya branding, akhirnya mampu meningkatkan jangkauan pasar dan loyalitas konsumen berkat sentuhan strategi digital yang kreatif dan terukur. Branding digital membuka akses bagi UMKM untuk tampil lebih percaya diri dan lebih kompetitif, bahkan berpeluang menembus pasar nasional dan global.
Oleh karena itu, sudah waktunya UMKM berhenti meremehkan branding. Dunia usaha berubah begitu cepat, dan preferensi pelanggan berubah lebih cepat lagi. Tanpa identitas yang kuat dan strategi digital yang tepat, UMKM akan tertinggal terlalu jauh untuk mengejar para kompetitor yang lebih adaptif. Indonesia memiliki potensi ekonomi luar biasa melalui UMKM, namun potensi itu hanya bisa terwujud jika pelaku usaha berani bertransformasi dan memanfaatkan peluang digital dengan serius.
Baca juga:Mahasiswi UNM Ciptakan Sun Studio, Solusi Branding Cerdas bagi UMKM Digital
Sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen pada pengembangan ekosistem bisnis modern, Universitas Nusa Mandiri sebagai Kampus Digital Bisnis menempatkan branding digital sebagai salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki mahasiswa. Kami mendorong generasi muda untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga menjadi agen inovasi yang mampu menghadirkan solusi nyata bagi UMKM.
UMKM memang dapat bertahan tanpa branding, tetapi untuk tumbuh, menonjol, dan memenangkan pasar, branding digital adalah satu-satunya jalan. Dengan identitas yang tepat dan strategi yang konsisten, UMKM Indonesia tidak hanya akan naik kelas, tetapi juga menjadi kekuatan baru dalam perekonomian nasional yang semakin kompetitif.
Penulis: Instianti Elyana, Kaprodi Manajemen, Universitas Nusa Mandiri












