Jakarta, NusamandiriNews–UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Pecinta Alam Dhinakara Universitas Nusa Mandiri (UNM) mengikuti kegiatan TWKM (Temu Wicara Kenal Medan) seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, pada Senin hingga Minggu, 6 Juni hingga 12 Juni 2022.
Staf wakil rektor II bidang non akademik, M Rangga Ramadhan Saelan mengatakan TWKM merupakan sebuah forum nasional mahasiswa pecinta alam sebagai wadah pertemuan atau refleksi mengenai isu lingkungan.
“Selain sebagai forum silaturahmi, TWKM merupakan lingkaran yang familiar bagi para penggiat lingkungan, khususnya kalangan mahasiswa,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Rabu (15/6).
Baca juga: Mahasiswa UNM Tingkatkan Kompetensi Programmer Lewat Sertifikasi
Mahasiswa Pecinta Alam Dhinakara Ikuti Kegiatan TWKM
Ia pun menjelaskan Universitas Nusa Mandiri (UNM) mendelegasikan mahasiswa sebagai perwakilan kampus dari UKM Dhinakara dalam kegiatan TWKM tersebut, sehingga diharapkan dia mampu menyampaikan dan membagikan apa saja ilmu dari pengalaman yang didapat pada rekan-rekan mahasiswa di UNM.
“UNM memiliki UKM Dhinakara, menurunkan anggotanya yang bernama Dika Aldrian Pratama sebagai perwakilan. Kegiatan hajatan atau pesta nasional pecinta alam setahun sekali ini diikutin 268 organisasi mahasiswa pecinta alam seluruh Indonesia,” jelasnya.
Baca juga: Kolaborasi Dosen UNM Dengan JPRMI Laksanakan Pelatihan Pembuatan Polling Online
Sementara itu, Dika Aldrian Pratama menyampaikan tujuan dari TWKM ini untuk mengetahui apa saja isi yang terjadi dari setiap daerah, sehingga setiap mahasiswa pecinta alam di seluruh Indonesia bisa ikut mengkampanyekan, walaupun tidak bisa terjun langsung ke lokasi permasalahan. Untuk jumlah peserta TWKM ini sendiri setiap tahun diupgrade setelah diadakannya TWKM.
“Didalam kegiatan ini di kami diminta membahas isu daerah dan isu yang terpilih akan dinaikan menjadi isu nasional, dengan big data yang kuat maka hasil sidang pleno satu dua dan tiga, terpilih provinsi Aceh sebagai tuan rumah TWKM ke-33, isu yang diangkat juga tidak main-main, pertambangan leuser atau hutan leuser,” papar Dika. (UMF)
Leave a Reply