Jakarta, NusamandiriNews–Pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM) turut serta dalam webinar bertema “Transformasi Perpustakaan di Era Digital: Bagaimana Artificial Intelligence Mengubah Layanan Informasi”. Webinar ini membahas peran transformasi digital dalam memajukan layanan perpustakaan serta penerapan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mendukung inovasi.
Dalam sesi tersebut, Niko Dedy Syarbaini dari Alibaba Cloud Indonesia memaparkan bagaimana Generative AI menjadi solusi untuk meningkatkan aksesibilitas layanan perpustakaan, seperti pencarian suara dan generasi buku audio yang membantu pengguna, khususnya penyandang disabilitas penglihatan.
Baca juga: Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam Implementasi Outcome Education
Webinar Transformasi Perpustakaan
“Selain itu, teknologi Optical Character Recognition (OCR) mempermudah digitalisasi dan preservasi dokumen, memungkinkan koleksi fisik diubah menjadi teks digital yang mudah diakses. Implementasi AI juga mendukung kurasi konten otomatis dan memberikan rekomendasi bacaan yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan pengguna,” jelasnya.
Sementara itu, Irfana Steviano, pegiat literasi digital, menekankan bahwa perpustakaan kini telah berkembang menjadi pusat informasi yang dinamis.
“Di tingkat global, 60% perpustakaan telah menerapkan manajemen digital, sementara di Indonesia baru 40% yang menggunakan platform berbasis cloud dan hanya 20% yang mengadopsi AI,” katanya.
Ia menegaskan bahwa kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pustakawan, khususnya pustakawan perguruan tinggi dan lembaga khusus lainnya, untuk terus beradaptasi dan berperan aktif dalam transformasi digital.
“Peran pustakawan khususnya menjadi semakin strategis dalam mendukung perubahan ini. Mereka tidak lagi hanya berperan sebagai pengelola koleksi, melainkan sebagai fasilitator teknologi yang mendampingi pengguna dalam memanfaatkan teknologi perpustakaan modern,” tegasnya.
Pustakawan juga harus menguasai keterampilan teknologi, ujarnya seperti pengelolaan sistem berbasis cloud dan AI, serta memiliki keterampilan analitik untuk menganalisis data perilaku pengguna, memahami tren peminjaman, dan menyusun layanan informasi yang lebih relevan dan efisien.
Baca juga: Perpustakaan sebagai Penjaga Warisan Budaya di Era Digital: Tantangan dan Peluang
“Lebih dari itu, pustakawan memiliki peran khusus dalam menghubungkan teknologi dengan kebutuhan informasi pengguna. Di masa depan, teknologi seperti perpustakaan virtual berbasis AR/VR memungkinkan pengalaman interaktif bagi pengguna untuk menjelajahi koleksi digital, sedangkan integrasi blockchain akan menjamin keamanan dan keaslian koleksi perpustakaan,” bebernya.
Dengan demikian, pustakawan, khususnya di lingkungan perguruan tinggi atau lembaga khusus, memiliki tanggung jawab penting dalam memastikan perpustakaan tetap relevan, inklusif, dan berdaya saing.
Melalui pemanfaatan teknologi digital seperti AI, augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) atau AR/VR, dan blockchain, pustakawan dapat menciptakan layanan yang lebih inovatif, mendukung kebutuhan pengguna yang semakin kompleks, serta memperkuat posisi perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan di era digital. (UMF)
Leave a Reply