Jakarta-Nusa Mandiri News
Senat Mahasiswa (SEMA) STMIK Nusa Mandiri Jakarta Kampus Kramat 18 adakan rangkaian kegiatan pelatihan kepemimpinan dan bakti sosial di Jalan Batu Layang, Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor. Rangkaian acara tersebut dilaksanakan selama tiga hari, sejak 25 Januari 2019 hingga 27 Januari 2019. Kegiatan tersebut diikuti oleh lebih dari 30 mahasiswa STMIK Nusa Mandiri Jakarta. “Kegiatan ini merupakan kegiatan resmi tahunan yang diadakan oleh kami untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan, kemandirian dalam sikap pribadi dan organisasi, serta menumbuhkan jiwa social yang tinggi bagi para anggota dan pengurus SEMA STMIK Nusa Mandiri Jakarta,” ungkap Dicky Candra, Ketua Senat SEMA Nusa Mandiri Jakarta Kramat 18.
Dalam kegiatan pelatihan kepemimpinan, para peserta diberikan bekal pengetahuan soft skill kepemimpinan yang diberikan oleh undangan dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga, yaitu Bapak Muksin. Kegiatan pembekalan yang diadakan di Villa Hijau, Jalan Batu Layang,, Puncak, Bogor ini, memperlihatkan semanagat para peserta yang sangat antusia mengenal pribadi dan watak yang sejati dari seorang pemimpin melalui sajian presentasi ilmu yang diberikan oleh pemateri. Selain sajian ilmu yang berupa presentasi, para peserta juga diajak melakukan role play yang melatih jiwa kepemimpinan mereka.
Selain ilmu kepemimpinan, para peserta juga diberi asupan ilmu mengenai organisasi dan manajemen yang dibawakan oleh pak Fachri Helmanto, M.Pd yang merupakan seorang Vice Director dari Mitra Palupi yang bergerak di bidang usaha pertanian dan pariwisata. Para pesera sangat bersemangat saat mendapat masukkan pengetahuan mengenai organsasi dan manajemen. Dalam materinya, pak Fachri tidak hanya memberikan teori, tapi mengajak para peserta berpikir mengenai pola berorganisasi dan melakukan simulasi membuat usaha start up. Meskipun kegiatan ini memakan waktu lebih dari 4 jam, para peserta tetap menunjukkan sikap yang positif sampai kegiatan ini selesai.
Selain materi kepemimpinan dan keorganisasian, para peserta juga mendapatkan asupan ilmu dan pengetahuan mengenai public speaking. Pemateri kali ini adalah Arif Hidayat, SS, M.Hum. Beliau mengupas secara ringkas dan jelas mengenai apa itu public speaking, tujuan, manfaat, tantangan, hingga tips-tips teknik melakukannya. Dalam pemberian materi selama 150 menit tersebut, para peserta juga melakukan praktik publik speaking untuk memberikan mereka pengalaman dari materi yang diberikan secara langsung.
Kegiatan lain adalah kegiatan bakti sosial yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah kegiatan kerja bakti membersihkan sarana ibadah umat Islam yang dekat dengan Villa Hijau, tempat menetap saat pelatihan kemahasiswaan. Seorang pengurus masjid tersebut memberikan apresiasis atas kesediaan para mahasiswa STMIK Nusa Mandiri Jakarta yang telah membantu memberihkan sarana ibadah bagi umat Islam di wilayah tersebut. Selain bersih-bersih, para mahasiswa juga menyumbangkan sarana kebersihan bagi masjid tempat dilaksanakannya bakti sosial sesi pertama. Sesi kedua ditujukan bagi anak-anak usia dini (2-5 tahun—red). Kegiatan sesi dua ini berupa pengajaran, permainan games, dan pembagian alat tulis. Lebih dari sepuluh anak turut serta dalam kegiatan bakti sosial sesi kedua ini.
Ibu Sukmawati Angraeni Putri, M.Kom, selaku Wakil Ketua Bidang Non Akademik STMIK Nusa Mandiri meyatakan bahwa kegiatan yang digarap oleh para pengurus SEMA STMIK Nusa Mandiri tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi diri pribadi mereka maupun bagi masyarakat. “Tumbuhnya jiwa kepemimpinan yang cakap, professional, mandiri dan peduli terhadap sesama merupakan diharapkan menjadi output dari rangkaian kegiatan pelatihan kepemimpinan dan bakti sosial 2019 ini,” lanjut beliau.
Selain acara-acara pembekalan softskill dan hardskill yang membentuk kepribadian pemimpin yang berkualitas, kegiatan tersebut juga menyajikan sisi kreatif dari kelompok pemuda yang yang menamakan kelompok mereka OH PMS dari sebuah sanggar seni dari Jakarta Pusat. HIburan yang berupa penggabungan akulturasi seni teater dan music tersebut memberikan warna sendiri bagi pelatihan kepemimpinan yang selama ini terkesan ‘menyeramkan dan ajang penggojlokan’ oleh para senior kepada junior. Harapan untuk menampilkan hal positif dan bermanfaat tentunya menjadi keinginan besar, tidak hanya bagi para peserta yang mengikuti, tapi juga bagi pihak sekolah tinggi dan masyarakat yang berada di sekitar area kegiatan. (AFT)