DEPOK, NusamandiriNews – Sarasehan pada hakikatnya merupakan timbal-balik atau interaktif antara dua orang atau lebih dalam suatu forum. Biasanya yang diperbincangkan adalah suatu hal atau masalah ilmu pengetahuan yang nantinya akan memberikan jalan keluar atau pemahaman yang benar dan baik.
Berangkat dari hal tersebut, virtual event Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional) Aptikom (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia) melaksanakan sarasehan dan diskusi pengurus Aptikom se-provinsi Indonesia, Selasa (2/11).
Baca Juga : Universitas Nusa Mandiri Ambil Bagian Pada Rakornas Aptikom 2021
Sarasehan dan diskusi tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Rakornas Aptikom 2021 yang sudah berjalan sejak Senin, 1 November 2021 hingga Sabtu, 6 November 2021 mendatang secara daring melalui zoom maupun channel youtube Aptikom Tv.
Selain dilakukan secara daring, Rakornas Aptikom 2021 ini juga berlangsung secara luring di gedung Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Margonda, Depok. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa sebab, melainkan Universitas Nusa Mandiri (UNM) menjadi host utama Rakornas Aptikom 2021.
Wakil direktur eksekutif Aptikom, Dr. Prihandoko yang ditemui setelah sarasehan mengatakan, secara khusus Aptikom memiliki peran yang signifikan dalam melakukan transformasi digital di Indonesia sesuai arahan presiden Republik Indonesia.
“Presiden Republik Indonesia memiliki keinginan agar segera dilakukan tranformasi digital dari semua sektor di negara ini dengan baik. Bicara transformasi digital, maka bicara teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” tutur Dr. Prihandoko dalam wawancaranya, Selasa (2/11).
Ia mengatakan, TIK adalah sesuatu yang menjadi kegiatan yang tak lekang oleh waktu dalam kehidupan sehari-hari sebagai pegiat.
“Pada pagi hari ini, Selasa 2 November 2021 Aptikom telah melakukan sarasehan dengan pengurus Aptikom seprovinsi di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukkan serta laporan kegiatan yang dilakukan oleh pengurus Aptikom di provinsi,” katanya.
Ia menyampaikan, dari apa yang sudah dilakukan pada sarasehan dan diskusi tersebut, banyak hal menarik yang dapat dideteksi, misalnya keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia).
“Keterbatasan SDM ini memang menjadi hal signfikan dan harus dicari jalan keluarnya. Sebab diketahui bahwa daerah-daerah di Indonesia yang jauh dari kota sangat minim SDM di bidang TIK,” jelasnya.
Lanjutnya, hal menarik yang ditemukan selanjutnya yaitu kendala jarak. Banyak sekali yang terkendala jarak, dari wilayah satu ke wilayah yang lain itu jauh serta infrastruktur internet yang belum stabil.
“Aptikom sangat konsen dengan masalah-masalah yang ditemukan oleh pengurus Aptikom se-provinsi di Indonesia. Aptikom akan mencoba terus menguatkan kolaborasi, apalagi di tengah pandemi covid-19 yang salah satu hikmah terbesarnya adalah dapat berkomunikasi dengan mudah menggunakan telekonferensi,” tukasnya.
Selain itu, Aptikom berharap bisa menjadi lokomotif dari proses trasnformasi digital. Karena perguruan tinggi di Indonesia ini sangat bisa untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah (pemda).
Baca Juga : UNM Dukung Secara Penuh Kelancaran Rakornas APTIKOM 2021
“Aptikom dengan SDM dan kemampuan teknologinya bisa menjadi pemantik kemajuan digital di daerah. Jika ini dapat dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, saya yakin bangsa ini secara keseluruhan dapat masuk ke transformasi digitalnya lebih cepat,” terangnya.
Ia berpesan, untuk sama-sama memperkuat dan mempertajam kompetensi dalam bidang TIK. Khususnya bagi para dosen, agar bersungguh-sungguh dalam mendidik mahasiswanya, supaya memiliki kemampuan yang baik di bidang TIK. Sehingga kedepan negara ini bisa lebih baik dan maju.(MKU)
1 Comment