JAKARTA, NusamandiriNews— Bisnis kuliner merupakan bisnis yang selalu berkembang dan seolah tidak ada matinya. Prospek bisnis kuliner masih menjanjikan sepanjang tahun 2022.
Berdasarkan analisis terhadap statistik rata-rata pengeluaran penduduk per kapita sebulan, pengeluaran konsumsi makanan mencapai 49,25%. Sementara, pengeluaran konsumsi bukan makanan, mencapai 50,75%. Oleh karena itu, banyak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang terjun ke bidang kuliner.
Baca juga: Kembangkan Desa Digital, Mahasiswa UNM Luncurkan Aplikasi Desa Nagari
Mahasiswa UNM Hasilkan Puluhan Juta dari Usaha Kuliner
Salah satunya yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM), Afriansyah. Ia berkuliah di program studi (prodi) Informatika juga merupakan anggota Komunitas Nusa Mandiri Entrepreneurs (NUNERS) binaan dari Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC).
Sebelum terjun ke dunia bisnis, Afri sapaan akrabnya, pernah bekerja sebagai IT Support di perusahaan distributor HP. Di sela waktu luangnya bekerja, ia membaca buku tentang wirausaha, melihat video motivasi, dan tutorial bisnis. Setelah dirasa memiliki ilmu wirausaha yang cukup, akhirnya Afri mengundurkan diri (Resign) dari tempat kerjanya dan memulai bisnisnya sendiri.
Bisnis pertama yang ia buat adalah Ayam Goreng Dapur Maidah yang bertahan selama 1 tahun. Selain bisnis Ayam Goreng, ia juga pernah mencoba bisnis lain seperti Property perumahan, maupun bisnis IT.
Dari sekian banyak bisnis yang pernah dicoba, akhirnya Afri memutuskan untuk fokus membangun bisnis kuliner dengan nama “KEBAB JOHN”. Menurutnya, bisnis kebab memiliki tingkat kesulitan dan risiko yang rendah, dibandingkan bisnis kuliner yang lain.
“Alasan saya menjalankan usaha bisnis kebab ini adalah karena sudah beberapa kali menjalani bisnis makanan dan minuman, mulai dari ayam goreng sampai minuman kekinian, diantara semuanya, kebab memiliki tingkat kesulitan dan risiko yang rendah,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Kamis (17/3).
Ia beralasan, berani berwirausaha agar memiliki kebebasan finansial dan bisa menyediakan lapangan kerja untuk orang lain.
“Awalnya saya memulai berwirausaha dengan menginginkan kebebasan secara finansial karena ketika kita bekerja maka pendapatan kita terbatas. Padahal kita dapat melakukan kegiatan tersebut melebihi batas kemampuan kita. Akan tetapi, setelah menjalani berwirausaha, maka kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang di sekitar kita. Karena sesungguhnya sebaik-baiknya orang adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain,” tandasnya.
Munculnya wabah Covid-19, membuat Afri harus memutar otak dan strategi agar bisnisnya tetap berjalan, karena pemasaran menjadi terbatas. Akhirnya, selain berjualan secara offline dengan membuka Outlet, KEBAB JOHN juga dipasarkan melalui Platform digital seperti Grab Food dan Go Food.
Berkat kegigihan dan kerja keras, KEBAB JOHN mampu bertahan dan bahkan saat ini sudah memiliki 10 Cabang Outlet serta memiliki 15 orang karyawan. Selain itu KEBAB JOHN yang memilki Visi “Membangun ekosistem bisnis kebab yang profesional dengan prinsip syariah” ini, juga menghasilkan omzet puluhan juta dari outlet-outletnya.
“Segmen pasar yang saya bidik yakni menengah, mulai dari orang tua remaja hingga anak-anak, karena saya punya produk yang disukai oleh segmen tersebut. Misalnya saja jika kebab original yang isinya daging, segmen yang disasar adalah orang tua dan remaja sedangkan untuk anak-anak saya mengeluarkan produk kebab manis yang isinya tiramisu, green tea dan rasa lainnya yang disukai anak-anak,” jelasnya.
Menurutnya, dengan berdoa, berusaha, berkerja sama, serta mencintai bisnis yang kita jalani adalah kunci sukses dalam menjalankan bisnis.
“Sebab kita harus mencintai apa yang kita lakukan setelah itu kita berkolaborasi dengan orang lain agar usaha kita cepat berkembang. Selanjutnya juga perlu terus belajar dan update pengetahuan tentang usaha yang dilakukan. Lalu, berdoa agar usaha kita diridhoi oleh Allah SWT kemudian giat berusaha, berkembang dan bekerja sama karena tidak mungkin usaha itu dapat dijalankan sendiri,” tandasnya.
Tak lupa, Afriansyah juga memberikan tips bisnis untuk teman-teman mahasiswa. Ia mengatakan, dalam berwirausaha, hal yang terpenting adalah berani untuk memulai, jangan terlalu banyak berfikir. Jika dalam proses bisnis berjalan terjadi masalah, maka kita belajar untuk mencari solusi, dan startegi untuk bisa bangkit dan membuat bisnis kita menjadi lebih baik lagi.
“Untuk teman-teman, jika ingin berwirausaha mulailah dari sekarang jangan takut gagal dan jangan tunggu pintar, tapi belajar dari kesalahan dan dari masalah. Maka kita akan menjadi pintar seiring berjalannya waktu dan semakin banyak pengalaman,” pesannya.
Baca juga: Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis
Sementara itu, ditemui terpisah, Maruloh selaku kepala bagian Nusamandiri Entrepreneur Center (NEC) menyebutkan Afriansyah merupakan mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang ulet, gigih dan giat. Ia juga tak pantang menyerah, baginya segala sesuatu perlu untuk dicoba asalkan halal, usaha dan niat harus kuat dan untuk hasil serahkan pada Sang Pencipta.
“Afriansyah ini mahasiswa yang kreatif dan punya prinsip, terbukti dari keputusannya keluar dari pekerjaan kemudian melanjutkan perjuangan hidup menjadi seorang wirausaha dengan harapan dapat memenuhi kebutuhannya tanpa batasan juga untuk memberi pekerjaan pada orang lain. Jarang ada anak muda seperti dia, yang punya kegigihan dan motivasi besar untuk sukses. Semoga kisah Afriansyah ini dapat menginspirasi mahasiswa/i Universitas Nusa Mandiri (UNM) lainnya, sehingga akan semakin banyak entrepreneur-entrepreneur muda jebolan dari UNM,” tutupnya. (UMF)
Leave a Reply