Oleh: Suagam
Jakarta, NusamandiriNews–Perpustakaan telah memainkan peran yang tak ternilai dalam sejarah perkembangan sistem penulisan dan penyebaran pengetahuan. Sejak zaman kuno, perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi, tetapi juga sebagai pusat inovasi yang memungkinkan peradaban-peradaban besar mengorganisasi dan mendokumentasikan pengetahuan mereka untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.
Pada sekitar 3500 SM, peradaban Mesopotamia menggunakan tablet tanah liat yang dipahat dengan aksara paku untuk mencatat informasi penting. Awalnya, sistem ini digunakan untuk mencatat transaksi perdagangan dan pengukuran administrasi. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem penulisan ini berkembang menjadi lebih kompleks, memungkinkan masyarakat untuk menyimpan pengetahuan dalam bentuk yang lebih terstruktur dan mudah diakses. Ini adalah cikal bakal dari sistem penulisan yang kita kenal saat ini.
Baca juga: Perpustakaan dan Demokrasi: Menjaga Akses Terbuka bagi Semua
Peran Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Penulisan
Pada masa Romawi, perpustakaan mulai mengembangkan sistem katalogisasi yang lebih terorganisir, memudahkan pengelolaan koleksi buku dan teks-teks penting. Perpustakaan Celsus di Efesus, dengan koleksi yang sangat terstruktur, memungkinkan pengunjung untuk mencari dan mengakses teks-teks dengan lebih mudah. Sistem katalogisasi ini menjadi fondasi bagi pengelolaan informasi yang kita gunakan saat ini, dan mempermudah ilmuwan serta pelajar dalam mencari bahan untuk riset dan pembelajaran.
Lebih dari itu, perpustakaan juga berperan dalam pengembangan aksara dan sistem penulisan itu sendiri. Perpustakaan Alexandria yang berdiri pada abad ke-3 SM menjadi pusat pengembangan teks-teks penting dari berbagai budaya. Di sini, teks-teks Yunani, Mesir, dan peradaban lainnya disalin dan disebarkan, memungkinkan ilmu pengetahuan dari berbagai peradaban untuk dipertahankan dan disebarkan. Proses ini tidak hanya menjaga kelangsungan pengetahuan, tetapi juga membentuk fondasi intelektual yang berpengaruh dalam perkembangan peradaban Barat dan Timur.
Peran perpustakaan dalam menciptakan standar penulisan terlihat jelas di masa Abad Pertengahan. Di Eropa, banyak perpustakaan-biara yang menjadi tempat untuk menyalin dan menyebarkan teks-teks dari peradaban kuno. Proses penyalinan ini membuat teks-teks tersebut tetap terjaga kualitasnya dan lebih konsisten, memberikan dasar bagi perkembangan literasi dan ilmu pengetahuan pada zaman itu.
Kini, di era digital, perpustakaan modern melanjutkan peran penting ini melalui pengelolaan sistem penulisan yang lebih canggih. Dengan adanya katalog digital dan sistem penyimpanan online, perpustakaan memberikan akses mudah ke beragam dokumen, artikel, dan buku yang sangat dibutuhkan oleh peneliti dan pelajar. Teknologi ini memastikan bahwa penulisan dan penyebaran pengetahuan tetap terorganisir dengan baik, memungkinkan informasi untuk diakses lebih cepat dan efisien, sekaligus mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan penulisan di era digital.
Baca juga: Peran Perpustakaan dalam Pemberdayaan Perempuan: Akses Pengetahuan untuk Masa Depan Cerah
Menurut Suagam, Pustakawan Universitas Nusa Mandiri menyampaikan bahwa perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam menjaga, mengembangkan, dan menyebarkan pengetahuan.
Dalam menghadapi perkembangan zaman, kita perlu terus mendukung upaya perpustakaan untuk terus beradaptasi dengan teknologi, agar kita tetap dapat menikmati manfaat besar dari sistem penulisan yang telah diwariskan oleh peradaban-peradaban terdahulu. Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri sebagai Kampus Digital Bisnis merupakan jantung dari pengetahuan, dan melalui digitalisasi, kita dapat memastikan bahwa warisan intelektual ini dapat terus berkembang dan diakses oleh semua kalangan di masa depan.
Penulis: Suagam, Pustakawan Universitas Nusa Mandiri
(UMF)