NusamandiriNews, Jakarta — Kanker serviks masih menjadi penyebab kematian kedua tertinggi pada perempuan di Indonesia. Menghadapi tantangan ini, tim peneliti dari Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis bersama para ahli patologi berhasil mengembangkan SmartCervix, sebuah sistem deteksi dini kanker serviks berbasis deep learning yang mampu meningkatkan akurasi diagnosis citra Pap smear secara otomatis dan efisien.
SmartCervix dirancang untuk mengatasi kendala keterbatasan tenaga patolog dan tingginya tingkat subjektivitas dalam analisis manual. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, sistem ini mampu menjadi second opinion yang objektif dalam mendeteksi sel-sel prakanker, termasuk dalam kasus citra yang kompleks seperti sel tumpang tindih atau bercampur lendir dan darah.
SmartCervix: Inovasi AI dari Universitas Nusa Mandiri
Sistem ini dikembangkan melalui pelatihan 15 model Convolutional Neural Network (CNN), di mana model Xception memberikan hasil terbaik, khususnya dalam klasifikasi HSIL (High-grade Squamous Intraepithelial Lesion) berdasarkan nilai F1-Score tertinggi.
“Keterbatasan patolog manusia dalam jumlah maupun akurasi bisa menunda diagnosis. SmartCervix hadir sebagai solusi yang cepat dan akurat untuk mendukung tenaga medis, terutama di daerah dengan akses layanan kesehatan terbatas,” ujar Dr. Reza Achmad Prasetyo, salah satu anggota tim peneliti.
SmartCervix memiliki tiga keunggulan utama:
- Efisiensi waktu: Proses analisis citra berlangsung 10 kali lebih cepat dibanding metode konvensional.
- Augmentasi data: Melalui teknik augmentasi, sistem ini memperluas variasi citra pelatihan menjadi 1.934 gambar, meningkatkan ketangguhan model.
- Integrasi klinis: Hasil prediksi divalidasi langsung oleh ahli patologi melalui platform web yang telah dikembangkan.
Sistem ini telah diperkenalkan kepada tenaga medis melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD) di Bogor, dan kini siap diadopsi oleh fasilitas kesehatan untuk mendukung skrining kanker serviks secara masif.
“Pengembangan SmartCervix membuktikan bahwa riset informatika memiliki kontribusi nyata dalam dunia kesehatan. Kami mendorong kolaborasi lintas bidang seperti ini agar terus berkembang melalui Program Doktor Informatika UNM, khususnya dalam fokus riset Biomedical Informatics,” ujar Dr. Nita Merlina, Ketua Program Studi Informatika Program Doktor UNM.
Ke depan, tim peneliti berencana meluncurkan aplikasi mobile untuk memperluas akses layanan, serta memperkaya dataset agar mampu mencakup lebih banyak kasus langka. Inovasi ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menekan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia melalui teknologi yang akurat, cepat, dan terjangkau.