NusamandiriNews, Jakarta – Di tengah gempuran teknologi yang terus berkembang, kesadaran literasi digital menjadi kunci penting dalam menjaga kualitas masyarakat informasi. Hal inilah yang menjadi fokus dalam kegiatan webinar bertajuk “Disrupsi AI dan Krisis Literasi: Ancaman Baru Bagi Masyarakat Digital”, yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada Kamis, 24 April 2025.
Acara ini diikuti oleh berbagai peserta dari kalangan pustakawan, akademisi, dan pegiat literasi dari seluruh Indonesia, termasuk Suagam, pustakawan dari Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran serta pemahaman tentang dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), sekaligus mengkaji krisis literasi yang tengah melanda masyarakat digital saat ini.
Disrupsi AI dan Krisis Literasi
“Kemajuan teknologi seperti AI memang membawa banyak kemudahan, tapi juga menghadirkan tantangan serius. Webinar ini menyadarkan kami akan pentingnya membangun literasi digital yang kuat, agar masyarakat tetap bisa berpikir kritis, selektif, dan etis,” ungkap Suagam saat membagikan hasil refleksinya dari webinar tersebut.
Dalam sesi diskusi, para peserta menyoroti beragam persoalan aktual, mulai dari penyebaran informasi palsu (disinformasi), ketergantungan berlebihan pada teknologi, hingga penurunan kemampuan berpikir kritis, yang kini semakin marak terjadi di tengah masyarakat digital. Krisis literasi menjadi ancaman nyata saat masyarakat kesulitan membedakan antara informasi yang valid dan yang menyesatkan.
Menurut Suagam, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memperkuat peran pustakawan di era digital. “Kami sebagai pustakawan tidak hanya bertugas menjaga koleksi, tapi juga menjadi penjaga gerbang literasi di tengah arus informasi yang semakin deras,” ujarnya.
Baca juga: Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri Dukung Perempuan Berkarya Lewat Literasi Digital
Webinar ini juga mengajak para peserta untuk menyusun strategi literasi digital yang komprehensif dan membangun budaya bermedia yang sehat. Civitas akademika didorong agar lebih bijak dalam menyebarkan informasi, serta aktif menciptakan konten edukatif yang mengedepankan etika digital dan kesadaran kritis terhadap teknologi.
Melalui kegiatan ini, Universitas Nusa Mandiri menegaskan komitmennya dalam mendukung literasi digital yang inklusif dan adaptif. Keikutsertaan pustakawan UNM menunjukkan peran strategis kampus dalam mencetak generasi yang mampu menghadapi tantangan disrupsi teknologi dengan kecerdasan, etika, dan ketajaman berpikir.
“Literasi digital bukan hanya kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita menyikapi informasi dan memahami dampaknya terhadap kehidupan sosial, budaya, dan pendidikan,” tutup Suagam.