NusamandiriNews, Jakarta–Di tengah percepatan transformasi digital global, relevansi kurikulum pendidikan informatika menjadi salah satu isu paling krusial dalam dunia pendidikan tinggi. Kebutuhan dunia industri yang dinamis sering kali bergerak lebih cepat dibandingkan proses pembaruan akademik di perguruan tinggi. Oleh karena itu, sinergi yang kuat antara kampus dan dunia industri merupakan langkah strategis yang tidak bisa ditawar jika kita ingin mencetak lulusan informatika yang kompeten, adaptif, dan siap menghadapi tantangan nyata.
Sebagai Kaprodi Informatika di Universitas Nusa Mandiri (UNM), saya menyaksikan secara langsung bahwa kesenjangan antara teori dan praktik dapat dijembatani dengan baik melalui kolaborasi yang erat antara institusi pendidikan dan sektor industri. Tidak cukup hanya memberikan pembelajaran berbasis laboratorium atau proyek kampus semata—mahasiswa perlu terjun langsung ke dunia kerja melalui program magang, studi kasus industri, mentoring praktisi, hingga proyek kolaboratif yang melibatkan mitra industri sejak dini.
Baca juga: Kampus Berdampak dalam Ranah Informatika: Antara Inovasi dan Kolaborasi
Sinergi Dunia Industri dan Kampus
Universitas Nusa Mandiri, yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, telah membangun berbagai bentuk kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi, startup digital, hingga pelaku industri kreatif. Dalam kurikulum Prodi Informatika, kami merancang pembelajaran berbasis kebutuhan industri, yang memungkinkan mahasiswa memahami tren teknologi mutakhir seperti cloud computing, artificial intelligence, pengembangan aplikasi mobile, dan keamanan siber dalam konteks penggunaan riil.
Selain itu, kami percaya bahwa membentuk lulusan yang tidak hanya siap kerja tetapi juga siap wirausaha menjadi bagian penting dari kontribusi pendidikan tinggi terhadap perekonomian digital nasional. Untuk itu, semangat kewirausahaan digital kami tanamkan sejak awal melalui pendekatan pembelajaran yang aplikatif, kolaboratif, dan kontekstual. Slogan kami jelas: Kuliah Beres, Bisnis Sukses—sebuah dorongan agar mahasiswa tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta peluang.
Baca juga: Literasi Digital untuk Generasi Emas Indonesia
Dalam praktiknya, sinergi antara kampus dan industri tidak hanya berdampak pada mahasiswa, tetapi juga pada dosen dan institusi. Dosen mendapat pembaruan wawasan industri dan dapat mengembangkan riset terapan yang lebih relevan, sementara institusi mampu menyesuaikan arah pengembangan prodi dengan kebutuhan pasar kerja digital yang terus berkembang.
Sinergi ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan informatika tidak bisa berjalan dalam silo akademik. Dunia industri adalah mitra yang setara, sekaligus laboratorium nyata untuk membentuk kompetensi mahasiswa yang utuh—baik dari sisi hard skills maupun soft skills. Inilah bentuk pendidikan masa depan yang ingin kami bangun: berorientasi pada kolaborasi, relevansi, dan dampak nyata.
Sebagai bagian dari komitmen Universitas Nusa Mandiri untuk mencetak generasi digital unggul, kami akan terus memperluas jejaring kemitraan dan membuka ruang sinergi yang lebih luas antara kampus dan industri. Karena hanya dengan langkah bersama, kita bisa memastikan bahwa pendidikan informatika tidak hanya maju, tetapi juga bermakna.
Penulis: Arfhan Prasetyo – Kaprodi Informatika Universitas Nusa Mandiri
