NusamandiriNews, Jakarta–Di tengah derasnya arus digitalisasi, keberadaan perpustakaan seringkali dipandang sebelah mata—sekadar tempat sunyi, tempat buku menumpuk, atau pelengkap institusi akademik. Namun di Universitas Nusa Mandiri (UNM), yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, paradigma ini kami balik sepenuhnya. Perpustakaan bukan sekadar ruang koleksi, tetapi sebuah ekosistem pembelajaran aktif, di mana pustakawan bukan lagi hanya penjaga buku, melainkan mitra strategis dalam membangun kualitas pendidikan.
Sebagai pustakawan, saya menyaksikan sendiri bagaimana transformasi ini terjadi secara nyata. Di era sekarang, kebutuhan mahasiswa dan dosen bukan lagi soal “di mana menemukan buku”, tetapi bagaimana memilah informasi yang kredibel di tengah banjir data. Di sinilah peran pustakawan UNM menjadi sangat penting: navigator cerdas dalam lautan informasi.
Baca juga: Perpustakaan Perguruan Tinggi: Pilar Utama dalam Pembentukan Karakter Akademik
Perpustakaan UNM
Kami hadir bukan hanya untuk menjaga akses terhadap sumber daya akademik, tetapi juga untuk membimbing sivitas akademika mengembangkan literasi digital dan informasi. Kami memberikan pelatihan pencarian jurnal ilmiah, penggunaan perangkat lunak manajemen referensi, hingga strategi menemukan sumber terpercaya di platform online. Semua itu kami lakukan agar mahasiswa dan dosen mampu mengembangkan riset yang akurat dan berbobot.
Melalui layanan e-library, repository digital, dan akses ke berbagai database ilmiah internasional, perpustakaan UNM kini sepenuhnya berbasis teknologi. Ini sejalan dengan semangat kampus kami sebagai Kampus Digital Bisnis—“Kuliah Beres, Bisnis Sukses”. Mahasiswa tidak hanya kami dorong untuk membaca dan menulis, tetapi juga untuk berpikir kritis dan berdaya saing dalam ekosistem digital.
Kami para pustakawan juga terus bergerak. Kami belajar, mengikuti workshop, seminar, dan pelatihan agar tidak tertinggal. Kompetensi teknis saja tidak cukup. Dalam era sekarang, kemampuan komunikasi, empati digital, dan pemahaman konteks akademik menjadi bagian penting dari tugas pustakawan.
Baca juga: Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri Dukung Perempuan Berkarya Lewat Literasi Digital
Lebih dari itu, perpustakaan UNM kini menyediakan ruang kolaborasi yang aktif digunakan oleh mahasiswa dan dosen. Ruang-ruang ini menjadi tempat diskusi, brainstorming, hingga bimbingan akademik. Di dalamnya, saya tidak sekadar bertugas sebagai pengelola koleksi, tetapi juga menjadi fasilitator yang menjembatani kebutuhan akademik lintas disiplin.
Perpustakaan UNM hari ini adalah ruang hidup. Kami bertransformasi bersama zaman, beradaptasi dengan kebutuhan generasi baru, dan terus meneguhkan peran kami sebagai bagian penting dari sistem pendidikan tinggi. Bagi kami, perpustakaan adalah tempat memerdekakan pikiran dan memperkaya wawasan, bukan sekadar tempat menyimpan buku.
Sebagai pustakawan, saya percaya: ketika perpustakaan dikelola dengan visi, dan pustakawan diberdayakan sebagai mitra pembelajaran, maka hasilnya bukan hanya peningkatan literasi, tetapi lahirnya generasi yang mampu membaca zaman dan menulis masa depannya sendiri.
Penulis: Sausan Elsya Pratiwi – Pustakawan Universitas Nusa Mandiri