NusamandiriNews, Jakarta–Tingginya angka pelanggaran lalu lintas di kota-kota besar di Indonesia mendorong lahirnya berbagai inovasi teknologi guna meningkatkan keselamatan dan ketertiban di jalan raya. Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti dari Universitas Nusa Mandiri (UNM), yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, mengembangkan sebuah sistem cerdas bernama EagleEyes, berbasis kecerdasan buatan dan teknologi deep learning.
Inovasi ini bukan sekadar wacana. Proyek riset yang diketuai oleh dosen Ilmu Komputer Universitas Nusa Mandiri, Windu Gata, berhasil meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui skema Penelitian Dasar – Fundamental dan Kerja Sama Antar Perguruan Tinggi untuk Tahun Anggaran 2025. Proyek tersebut resmi tercantum dalam Pengumuman Penerima Pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan nomor 0070/C3/AL.04/2025 tertanggal 23 Mei 2025.
Baca juga: UNM Bangun Ekosistem Digital untuk Ciptakan Lulusan Siap Inovasi dan Wirausaha
Teknologi AI untuk Deteksi Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Cerdas
Menurut Windu Gata, riset ini berangkat dari keprihatinan terhadap masih maraknya pelanggaran lalu lintas yang sulit ditangani secara maksimal oleh metode konvensional seperti razia atau patroli manual. Ia menuturkan bahwa pendekatan tradisional tidak lagi efektif untuk mengawasi kawasan padat penduduk yang memerlukan pemantauan menyeluruh secara real-time.
“Melalui EagleEyes, kami menghadirkan sistem yang mampu mendeteksi pelanggaran lalu lintas secara otomatis menggunakan model YOLOv8, serta membaca plat nomor kendaraan dengan teknologi Optical Character Recognition (OCR),” jelas Windu dalam keterangan rilis, pada Jumat (30/5).
Ia menegaskan bahwa sistem ini dirancang untuk mengenali berbagai bentuk pelanggaran seperti pengendara tanpa helm, kendaraan tanpa sabuk pengaman, hingga kendaraan tanpa plat nomor yang valid. Kami ingin mendukung kota-kota di Indonesia menuju transformasi menjadi kota cerdas.
Tak hanya bekerja sendiri, Windu melibatkan kolaborator dari lintas institusi, termasuk Muhammad Haris dari Universitas Nusa Mandiri, Maria Irmina Prasetiyowati dari Universitas Multimedia Nusantara, serta Sony Harianto, mahasiswa Ilmu Komputer dari UNM. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata kerja sama antarlembaga dalam menciptakan solusi teknologi untuk kepentingan publik.
Penelitian ini didukung penuh oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nusa Mandiri, yang memfasilitasi pengajuan proposal hingga pengelolaan program. Ketua LPPM UNM, Ir. Andi Saryoko, mengungkapkan apresiasi tinggi atas pencapaian tersebut.
Baca juga: Menyongsong Era Bisnis Cerdas: HIMSI UNM Akan Hadirkan Seminar Transformasi Digital dan AI
“Kami sangat bangga dengan capaian tim peneliti Universitas Nusa Mandiri yang kembali menunjukkan kontribusi nyatanya dalam pengembangan teknologi berbasis kebutuhan masyarakat. EagleEyes adalah bukti bahwa kampus memiliki peran strategis dalam mendukung keamanan dan tata kelola lalu lintas di era digital,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa UNM, sebagai Kampus Digital Bisnis, terus berkomitmen menciptakan ekosistem riset yang mendukung inovasi berkelanjutan dan berorientasi pada penerapan teknologi tepat guna dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan hadirnya EagleEyes, diharapkan pengawasan lalu lintas di Indonesia dapat bertransformasi menuju sistem digital yang lebih akurat, efisien, dan adaptif terhadap kebutuhan perkotaan masa kini. Tim peneliti juga berharap hasil riset ini dapat diimplementasikan secara luas, baik oleh pemerintah daerah maupun instansi terkait, guna memperkuat ekosistem transportasi yang aman dan cerdas di seluruh Indonesia,” paparnya.