NusamandiriNews, Depok–Kecerdasan buatan (AI) mungkin dapat mengingat semua hal, tapi hanya manusia yang bisa benar-benar memahami. Inilah benang merah yang digaungkan dalam seminar bertajuk Road To AI Conference: Balancing Minds and Machines AI and Mental Health in Harmony yang digelar Universitas Nusa Mandiri (UNM) pada Kamis, 26 Juni 2025 di Aula Kampus Margonda.
Baca Juga: AI Tak Gantikan Manusia: Universitas Nusa Mandiri Edukasi Gen Z Lewat Seminar Cerdas
Seminar yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.30 WIB ini dihadiri ratusan peserta, mulai dari siswa SMA/SMK di wilayah Depok, mahasiswa Universitas Nusa Mandiri, hingga perwakilan perusahaan. Mereka berkumpul untuk membahas satu topik penting namun kerap diabaikan dalam diskursus teknologi: bagaimana AI dapat mendukung kesehatan mental tanpa mengabaikan sisi humanis.
Salah satu pembicara yang hadir adalah Daniel Boy Manihuruk, Co-Founder dari AICO. Dalam paparannya, Daniel menekankan bahwa meski AI mampu mempercepat akses informasi, tetap ada batas etis dalam penerapannya, terutama untuk hal-hal sensitif seperti mental health.
“Dalam konteks kesehatan mental, AI bisa membantu menyebarkan informasi. Tapi untuk diagnosis dan penanganan langsung, saya tidak menyarankan bergantung penuh pada AI,” ungkap Daniel. “Emosi, intuisi, dan empati itu wilayah manusia yang belum bisa ditandingi mesin mana pun,” lanjutnya.
Daniel juga memberikan pesan yang kuat kepada generasi muda, khususnya para pengembang teknologi. Ia menegaskan bahwa AI bukanlah ancaman, melainkan alat bantu yang luar biasa jika digunakan dengan bijak.
Baca Juga: UNM Gelar Seminar “Unlock Beyond AI”: Bahas Keseimbangan Psikologi Kesehatan Mental dan Teknologi AI
“Jangan takut tergantikan oleh AI. Justru AI hadir untuk meningkatkan produktivitas kita. Yang penting adalah kita tahu tujuan kita, punya visi hidup yang jelas. Maka teknologi akan menjadi sahabat, bukan lawan,” pesannya kepada peserta seminar. (RDX)