NusamandiriNews, Bogor – Di tengah derasnya arus transformasi digital, menjadi technopreneur bukan lagi sekadar angan, tetapi peluang nyata yang bisa diraih sejak di bangku kuliah. Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) konsisten mencetak generasi muda yang tak hanya andal secara akademik, tapi juga adaptif dan solutif di dunia industri digital.
Komitmen ini kembali ditunjukkan melalui kegiatan Bootcamp Digital Bisnis yang diikuti oleh mahasiswa Program Studi Sains Data UNM, bertajuk “Menggali Potensi Kecerdasan Artifisial dalam Transformasi Digital Bisnis.” Kegiatan berlangsung selama dua hari, pada 18–19 Juni 2025 di Hotel Asyana, Sentul, Bogor.
Baca juga:UNM Jawab Kebutuhan Industri Digital lewat Prodi Sains Data
Cetak Technopreneur Lewat Bootcamp Digital
Bootcamp ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Informasi dan dirancang sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan digital. Selama kegiatan, mahasiswa mendapatkan pembekalan langsung dari dua praktisi industri startup ternama: Adi Sumanto (Head of Product Knowledge Efortepay – Djarum Group) dan Deni Agus (CEO Discas Capital).
Adi menekankan pentingnya riset pasar sebelum mengembangkan produk digital. “Banyak startup gagal bukan karena idenya buruk, tapi karena tidak divalidasi. Produk yang baik adalah yang dibutuhkan dan digunakan,” tegasnya.
Sementara itu, Deni Agus menambahkan bahwa pitching bukan hanya soal menjual ide, tapi juga menyampaikan solusi yang meyakinkan. “Investor ingin melihat bukti bahwa ide bisa dijalankan. Pitch deck adalah jembatan antara visi dan aksi nyata,” ungkapnya.
Tak hanya menyerap materi, mahasiswa juga aktif mengikuti sesi brainstorming, penyusunan model bisnis, hingga presentasi ide startup. Dari kegiatan tersebut, muncul tiga ide bisnis digital yang dinilai potensial:
• Cloup (platform pertukaran pakaian preloved antar pengguna lokal),
• ParSistant (aplikasi pengasuhan anak berbasis AI), dan
• CUAN (dompet digital untuk pemenuhan kebutuhan harian).
Kaprodi Sains Data UNM, Tati Mardiana, mengungkapkan apresiasinya terhadap semangat para mahasiswa dalam mengikuti bootcamp. Menurutnya, kegiatan ini selaras dengan visi program studi untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya menguasai data science, tetapi juga mampu menciptakan inovasi digital yang berdampak.
Baca juga: Mahasiswa Informatika UNM Siap Jadi Talenta Digital Unggulan Lewat Pembelajaran Berbasis Data
“Kami ingin mahasiswa Sains Data tak hanya memahami teori, tetapi bisa menyusun solusi nyata berbasis data dan teknologi. Bootcamp ini menjadi medium untuk memadukan kreativitas dan kompetensi teknis mereka,” ujar Tati dalam keterangan tertulis, pada Rabu (25/6).
Tati juga menyoroti pentingnya Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1 sebagai program unggulan di UNM. Skema ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menempuh tiga tahun kuliah dan satu tahun magang profesional di perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional.
“Dengan adanya skema 3+1, mahasiswa bisa langsung mengimplementasikan kompetensinya di dunia industri. Kami yakin bahwa pengalaman ini akan memperkuat kesiapan mereka untuk menjadi digital talent yang dibutuhkan pasar kerja saat ini,” tambah Tati.
Melalui bootcamp dan skema pembelajaran progresif lainnya, Universitas Nusa Mandiri terus memperkuat posisinya sebagai Kampus Digital Bisnis yang mencetak technopreneur unggul — kreatif, adaptif, dan berdampak bagi kemajuan bangsa.