NusamandiriNews, Jakarta–Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis terus beradaptasi dengan perubahan zaman, termasuk dalam pengelolaan perpustakaannya. Pandemi COVID-19 telah menjadi titik balik besar bagi perpustakaan perguruan tinggi. Dari ruang fisik yang dahulu tenang, kini perpustakaan dituntut untuk bertransformasi menjadi pusat informasi digital yang aktif, cepat, dan inklusif.
Kini, ketika dunia mulai pulih dan teknologi berkembang sangat pesat, perpustakaan menghadapi tantangan baru: bagaimana tetap relevan di era dominasi kecerdasan buatan (AI)? Di UNM, transformasi ini tidak hanya menjadi tantangan, tapi juga peluang untuk memperkuat ekosistem digital kampus.
UNM Perkuat Layanan Digital dan Literasi Informasi di Tengah Transformasi Teknologi
Perpustakaan UNM telah mengembangkan beragam layanan digital, mulai dari koleksi e-book, jurnal elektronik, repositori institusi, hingga pemanfaatan teknologi AI dalam sistem pencarian dan rekomendasi informasi. Perubahan ini sejalan dengan komitmen UNM dalam menciptakan lingkungan akademik yang mendukung pembelajaran berbasis digital dan inovasi teknologi.
Kepala Perpustakaan UNM, Sofia Nurani menjelaskan bahwa peran pustakawan saat ini tidak bisa lagi terbatas sebagai pengelola buku, melainkan sebagai fasilitator literasi digital yang proaktif.
“Kami tidak hanya melayani peminjaman buku, tetapi juga membimbing mahasiswa dalam mengakses sumber ilmiah digital yang valid dan relevan. Di era AI ini, pustakawan harus siap menjadi navigator informasi yang adaptif dan humanis,” tutur Sofia dalam keterangan tertulis, pada Selasa (8/7).
Lebih jauh, Sofia menekankan pentingnya sinergi antara perpustakaan dan program unggulan kampus seperti Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1, di mana mahasiswa UNM menempuh perkuliahan selama tiga tahun dan menjalani magang profesional selama satu tahun penuh di perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional.
“Program 3+1 sangat relevan dengan peran perpustakaan. Kami mendukung mahasiswa dalam mempersiapkan riset dan referensi yang dibutuhkan selama masa magang dan proyek akhir mereka. Ini membuktikan bahwa perpustakaan adalah mitra penting dalam proses pembelajaran yang holistik,” tambahnya.
Universitas Nusa Mandiri percaya bahwa perpustakaan yang menggabungkan nilai-nilai klasik dengan inovasi digital akan terus menjadi jantung kehidupan intelektual kampus. Masa depan perpustakaan bukan lagi soal rak-rak buku yang penuh, tetapi bagaimana menciptakan akses informasi yang luas, cepat, dan bermakna bagi seluruh sivitas akademika.