Menu

Mode Gelap
Universitas Nusa Mandiri Raih Klasterisasi Utama: Pengakuan atas Kinerja Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNM Beri Penghargaan Inovasi Pada Mahasiswa dan Alumni Berprestasi UNM Terima Penghargaan Apresiasi Penggabungan Perguruan Tinggi Tahun 2021 Manfaat Teknologi Untuk Ketahui Kepribadian dan Kecerdasan Pada Anak Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis UNM Gelar Pembekalan Internal Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Tahun 2022

Berita

Kreatif di Dunia Digital, Anak Muda Harus Tetap Kritis

badge-check


					Kreatif di Dunia Digital Perbesar

Kreatif di Dunia Digital

NusamandiriNews, Jakarta–Di era digital, anak-anak semakin mudah mengakses dan menciptakan konten. Kemampuan ini, di satu sisi, memicu kreativitas dan keberanian tampil di depan publik. Namun, Ricky Sediawan, pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis mengingatkan akan bahaya laten jika aktivitas tersebut tidak dibarengi dengan literasi kritis.

“Bikin konten bisa, tapi harus paham maknanya,” tegas Ricky dalam keterangan rilis yang diterima, pada Kamis (11/9). Ia menambahkan bahwa membuat konten tidak hanya sekadar soal pencahayaan, editing, atau jumlah penonton.

Baca juga: Perpustakaan di Era Digital: UNM Dorong Transformasi Menuju Pusat Literasi Modern

Kreatif di Dunia Digital

“Pemahaman kritis terhadap informasi jauh lebih penting. Anak-anak perlu belajar memilah berita benar dan salah, memahami dampak konten buatan mereka, dan mengerti etika berbagi di dunia digital. Tanpa literasi kritis, mereka hanya menjadi “mesin konten” yang ahli secara teknis namun tak menyadari risiko privasi, cyberbullying, atau bahkan menjadi korban misinformasi,” paparnya.

Sekolah dan orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk literasi digital anak. Sekolah, lanjut Ricky, tidak cukup hanya mengajarkan komputer atau multimedia, namun juga perlu melatih siswa berpikir kritis melalui diskusi, studi kasus, atau analisis berita.

“Orang tua pun harus aktif terlibat, mengajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka tonton dan buat. Bukan hanya berkomentar tentang kelucuan video atau jumlah penonton, tetapi juga menanyakan keamanan informasi yang dibagikan dan alasan pemilihan topik tertentu,” jelasnya.

Ricky juga menekankan bahaya konten viral yang tidak selalu positif. Banyak konten viral yang justru menyebarkan hoaks, melakukan cyberbullying, atau memberikan contoh buruk. Oleh karena itu, literasi kritis sangat penting untuk memikirkan terlebih dahulu sebelum memposting sesuatu. “Konten ini benar tidak? Aman dibagikan tidak? Ada manfaatnya untuk orang lain atau hanya sekadar ingin terkenal?” pertanyaan-pertanyaan ini harus selalu dipertimbangkan, khususnya mengingat kecepatan perubahan dunia digital.

“Ngonten sejak dini memang bisa jadi sarana kreatif yang keren. Anak muda sekarang punya akses gampang buat bikin konten dan eksis di dunia digital. Tapi kalau cuma fokus ke viral dan teknis editing, tanpa dibarengi literasi kritis, hasilnya bisa bahaya: gampang percaya hoaks, asal ikut tren, sampai bikin konten yang merugikan orang lain,” katanya.

Baca juga: Perpustakaan UNM: Benteng Literasi Kritis di Era Banjir Informasi

Ia menyarankan agar anak muda tidak terburu-buru mengejar popularitas, tetapi memprioritaskan kebenaran, keamanan, dan manfaat konten yang mereka buat. Orang tua, guru, sekolah, dan komunitas juga perlu mendukung anak-anak menjadi kreator konten sekaligus menanamkan pemahaman tentang dampak dan etika digital.

Terakhir, ia mengajak seluruh netizen untuk menjadi audiens yang kritis, tidak mudah membagikan informasi tanpa verifikasi, dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum tentu benar.

“UNM sebagai Kampus Digital Bisnis juga turut berperan serta dalam mendorong literasi digital yang kritis dan bertanggung jawab,” tutupnya.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kuliah Tetap Terjangkau Meski Dompet Menipis, UNM sebagai Kampus Digital Bisnis Tawarkan Solusi

11 September 2025 - 14:12 WIB

Kuliah Tetap Terjangkau Meski Dompet Menipis

HMIF dan Prodi Informatika UNM: Kolaborasi Inovatif untuk Majukan Mahasiswa

11 September 2025 - 14:02 WIB

Kolaborasi Inovatif untuk Majukan Mahasiswa

Universitas Nusa Mandiri Kampus Jatiwaringin: Kuliah Berkualitas Tanpa Beban Finansial

11 September 2025 - 13:52 WIB

Kuliah Berkualitas Tanpa Beban Finansial

Ekonomi Sulit? Kuliah Tetap Terjangkau di UNM sebagai Kampus Digital Bisnis

11 September 2025 - 13:41 WIB

Kuliah Tetap Terjangkau di UNM sebagai Kampus Digital Bisnis

Prodi Informatika UNM Perkuat Tata Kelola HMIF, Siap Sambut Maba dengan Flashmob Musikal

11 September 2025 - 13:29 WIB

Prodi Informatika UNM Perkuat Tata Kelola HMIF
Sedang Tren di Berita