Hidup di era digital bisnis membuka banyak peluang, sekaligus menghadirkan tantangan baru bagi mahasiswa. Di satu sisi, teknologi memudahkan urusan sehari-hari mulai dari belanja online, transaksi cashless, hingga akses ke berbagai aplikasi finansial. Namun di sisi lain, kemudahan itu juga sering kali menjerumuskan mahasiswa ke pola hidup konsumtif.
Fenomena paylater, e-wallet, hingga promo marketplace seolah menggoda untuk terus berbelanja. Jika tidak dikelola dengan bijak, pola ini bisa membuat mahasiswa terjebak dalam masalah keuangan sejak dini. Padahal, manajemen keuangan pribadi di era digital seharusnya menjadi pijakan penting untuk membangun kemandirian finansial sekaligus membuka jalan menuju investasi pada diri sendiri.
Baca juga: Data Visualisasi: Rahasia Sukses Bisnis di Era Digital
Literasi Keuangan Digital
Mahasiswa perlu membiasakan diri membuat anggaran digital, mencatat transaksi melalui aplikasi keuangan, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta menyisihkan sebagian dana untuk tabungan maupun investasi kecil. Lebih dari itu, mereka sebaiknya tidak berhenti hanya sebagai konsumen, melainkan berani mengambil peran sebagai produsen atau pelaku bisnis digital.
Peluang terbuka lebar: mulai dari membuka toko online, menjadi content creator, hingga menawarkan jasa berbasis digital. Dengan langkah kecil ini, mahasiswa bisa menambah pemasukan sekaligus melatih mental wirausaha.
Saya percaya, literasi keuangan bukan hanya teori, tetapi praktik nyata dalam keseharian. Di era digital bisnis, mahasiswa harus cerdas mengelola uang saku, menghindari utang konsumtif, dan berani mengeksplorasi peluang usaha berbasis teknologi. Dengan begitu, mereka tidak hanya berhasil secara akademik, tetapi juga mandiri secara finansial.
Baca juga: Dosen Prodi Manajemen UNM Raih Penghargaan Dosen Berprestasi 2025
Semangat ini sejalan dengan visi Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis, yang mendorong mahasiswa agar adaptif, inovatif, dan mandiri. Pembelajaran teori di kelas harus diimbangi dengan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengembangkan jiwa entrepreneurship yang berbasis teknologi digital.
Disiplin mengatur keuangan pribadi sekaligus cerdas memanfaatkan peluang bisnis digital akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa untuk membangun fondasi masa depan yang lebih stabil, mandiri, dan berdaya saing tinggi di tengah arus transformasi digital.
Penulis: Hary Mulyadi, Dosen Program Studi Manajemen Universitas Nusa Mandiri