NusamandiriNews, Jakarta – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) kembali menunjukkan kiprahnya dalam dunia industri digital. Melalui Internship Experience Program (IEP) 3+1, mahasiswa UNM terlibat langsung dalam proyek strategis pengembangan teknologi deteksi retakan tanah berbasis kecerdasan buatan (AI) yang tengah digarap oleh PT Bumi Karunia Insani untuk PT Bukit Asam, di Sumatera Selatan.
Proyek inovatif ini bertujuan mendeteksi dini potensi tanah longsor di kawasan tambang, dengan memanfaatkan citra video udara dari drone dan sistem analisis AI. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata sinergi antara dunia akademik dan industri dalam menciptakan solusi berbasis data untuk keselamatan lingkungan dan keberlanjutan operasional tambang.
Baca juga: Prodi Sains Data UNM Genjot Mutu Belajar Lewat IEP 3+1, Mahasiswa Dijamin Lebih Siap Kerja
Mahasiswa UNM Bikin AI Pendekteksi Longsor
Direktur Utama PT Bumi Karunia Insani, Adam Maryono, menjelaskan bahwa penerapan teknologi AI dalam pemantauan tanah membuka peluang baru dalam sistem mitigasi bencana geoteknik di sektor pertambangan.
“Melalui deteksi retakan tanah secara otomatis, kami berharap potensi longsor bisa terpantau lebih cepat dan akurat agar kegiatan tambang tetap produktif sekaligus aman bagi pekerja dan lingkungan,” ungkap Adam.
Ia menambahkan, keterlibatan mahasiswa dalam proyek ini membuktikan bahwa kolaborasi antara kampus dan industri mampu melahirkan inovasi sekaligus sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan era digital.
“Kami percaya, kemitraan dengan kampus seperti Universitas Nusa Mandiri akan mendorong terciptanya generasi muda yang mampu menghadirkan solusi teknologi nyata bagi kebutuhan industri,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa UNM yang terlibat dalam proyek tersebut adalah Ihsan Aulia Rahman, dari Prodi Sains Data. Dalam proyek ini, Ihsan berperan dalam anotasi video serta pengembangan model AI untuk mendeteksi retakan tanah dari video streaming drone secara real time.
“Tantangan terbesar ada pada delay dan gangguan lagging pada video drone. Tapi saya tidak menyerah, karena hasil deteksi harus tetap akurat untuk bisa diandalkan di lapangan,” tutur Ihsan.
Ia juga mengaku bahwa pengalaman tersebut membuka pemahamannya tentang penerapan nyata sains data di dunia kerja.
“Saya belajar banyak tentang pengambilan data menggunakan drone, pemrosesan citra, serta pentingnya kerja sama lintas tim dalam proyek besar seperti ini,” tambahnya.
Ketua Program Studi Sains Data UNM, Tati Mardiana, menyampaikan apresiasi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam proyek industri strategis tersebut. Ia menjelaskan bahwa program IEP 3+1 merupakan bagian dari komitmen Universitas Nusa Mandiri yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman profesional di dunia kerja nyata.
“Melalui IEP, mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga memahami bagaimana ilmu data digunakan untuk memecahkan persoalan nyata di industri. Keterlibatan Ihsan dalam proyek deteksi retakan tanah ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Sains Data UNM siap bersaing dan berkontribusi di sektor teknologi terapan,” jelasnya dalam keterangan rilis yang diterima, pada Jumat (10/10).
Baca juga: Mahasiswa UNM Siap Jadi Inovator Muda: Magang BRIN dan Program 3+1 Jadi Langkah Nyata
Ia menambahkan bahwa UNM terus memperkuat kolaborasi riset dan industri agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
“Kami ingin melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kreatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi di dunia digital,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi ini, Universitas Nusa Mandiri membuktikan komitmennya dalam melahirkan generasi Digital Talent yang mampu mengimplementasikan teknologi sains data untuk menjawab tantangan industri dan masyarakat.