Menu

Mode Gelap
Universitas Nusa Mandiri Raih Klasterisasi Utama: Pengakuan atas Kinerja Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNM Beri Penghargaan Inovasi Pada Mahasiswa dan Alumni Berprestasi UNM Terima Penghargaan Apresiasi Penggabungan Perguruan Tinggi Tahun 2021 Manfaat Teknologi Untuk Ketahui Kepribadian dan Kecerdasan Pada Anak Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis UNM Gelar Pembekalan Internal Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Tahun 2022

Artikel Ilmiah

Dosen Nusa Mandiri & UBSI Temukan Kenali Diagnosis TBC Sejak Dini

badge-check


					Dosen Nusa Mandiri & UBSI Temukan Kenali Diagnosis TBC Sejak Dini Perbesar

Jakarta, NusamandiriNews – Hallo sobat News, Tuberculosis atau yang dikenal TBC merupakan penyakit menular dan mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) pun mencanangkan ini sebagai penyakit kedaduratan dunia (global emergency). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini kepada seseorang yang terjangkit pun sangat banyak. Sehingga,  diperlukan proses tes dahak untuk mengetahui kepastiannya.

Amrin, Irawan Satriadi dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) bersama Oki Rosanto dosen Universitas Nusa Mandiri dalam penelitiannya menerapkan algoritma C4.5 untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis.

Baca Juga : Dosen Universitas Nusa Mandiri Berikan Trik Menulis Artikel Ilmiah Publikasi Jurnal Nasional

Menurut Amrin, penelitian ini mampu mendeteksi gejala TBC secara cepat. “Penelitian ini menggunakan data pasien puskesmas yang terdiagnosa TBC, kemudian data tersebut diolah dengan menerapkan algoritma C4.5. Hasil dari pengolahan data itu, akan menghasilkan pohon keputusan yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit TBC,” ujar Amrin.

Ia menjelaskan, untuk memberikan keakuratan dalam diagnosa penyakit TBC harus melalui beberapa tahapan pengujian.

“Data yang digunakan adalah sebanyak 136 pasien TBC baik yang positif maupun negatif. Gejala yang meliputi yakni, keringat pada malam hari, berat badan turun, nafsu berkurang, lelah, demam dan batuk berdahak lebih dari 3 minggu disertai darah sebagai variable input. Sedangkan variable outputnya adalah penyakit TBC,” jelas dosen UBSI dalam keterangan pers.

Baca Juga : Peran Ilmu Komputer Dalam Mendeteksi Keberadaan Sel Pap Smear

Ia menambahkan bahwa algoritma C4.5 berperan untuk memprediksi apakah pasien terdiagnosa TBC atau tidak dengan metode klasifikasi. Dalam pembuatan pohon keputusan, dilakukan perhitungan nilai entropy dan gain.

“Perhitungan nilai entropy dan gain ini berguna untuk mengetahui simpul akar pada pohon keputusan. Dari gejala awal dan jumlah kasus akan dilakukan perhitungan  untuk menentukan gejala mana yang menjadi sumber asalnya,” imbuh Amrin.

Amrin berharap penelitian  ini dapat memberikan pengetahuan sebagai langkah awal dalam mendeteksi kemungkinan seseorang terkena penyakit TBC. “Pentingnya mengetahui penyakit TBC sedari dini dapat membantu kita agar menjaga diri, sehingga tidak akan menularkan kepada orang lain,” tutupnya.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Magister Ilmu Komputer: Naik Level Jadi Pemain Utama di Dunia Digital

27 Agustus 2025 - 10:36 WIB

Kenapa Harus S2 Ilmu Komputer?

Generasi Z Wajib Tahu! Ini Dia Kurikulum OBE di UNM

22 Agustus 2025 - 13:50 WIB

Apa Itu Kurikulum OBE?

Belajar Bisnis Kekinian + Magang Setahun, Siap Gaspol di Era 5.0

20 Agustus 2025 - 14:07 WIB

Belajar Bisnis Kekinian + Magang Setahun

Bukan Sekadar Kuliah, Tapi Tiket Jadi Leader

20 Agustus 2025 - 12:52 WIB

IEP 3+1: Kuliah 3 Tahun, Tahun Ke-4 Langsung Terjun Industri

Gen-Z dan Cuan Digital 2025: Lifestyle, Strategi, dan Risiko yang Wajib Diwaspadai

20 Agustus 2025 - 11:02 WIB

Kenapa Gen-Z Lebih Ngebut Cari Duit?
Sedang Tren di Artikel Ilmiah