Menu

Mode Gelap
Universitas Nusa Mandiri Raih Klasterisasi Utama: Pengakuan atas Kinerja Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNM Beri Penghargaan Inovasi Pada Mahasiswa dan Alumni Berprestasi UNM Terima Penghargaan Apresiasi Penggabungan Perguruan Tinggi Tahun 2021 Manfaat Teknologi Untuk Ketahui Kepribadian dan Kecerdasan Pada Anak Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis UNM Gelar Pembekalan Internal Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Tahun 2022

Berita

Upaya Wujudkan Ketahanan Siber, CSIRT Universitas Nusa Mandiri Ikuti kegiatan National Cyber Exercise 2024 BSSN

badge-check


					Tim CSIRT Universitas Nusa Mandiri Perbesar

Tim CSIRT Universitas Nusa Mandiri

Depok, NusamandiriNews–Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Universitas Nusa Mandiri (UNM) mendapatkan kesempatan mengikuti National Cyber Exercise 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). National Cyber Exercise 2024 berlangsung selama dua hari yakni Senin dan Selasa, 29 April-30 April 2024 di Aula dr. Roebiono Kertopati Kantor BSSN Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Acara pembukaan dihadiri oleh wakil kepala BSSN, Pejabat Tinggi Madya dan Pratama BSSN, Kapusdatin Kemhan dan staf teknis serta pejabat pengelola CSIRT dari pemerintahan, perguruan tinggi dan berbagai industri lainnya, baik secara offline maupun online (via zoom meeting).

Baca juga: Nusamandiri Innovation Center Sukses Gelar Sosialisasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024

National Cyber Exercise 2024 BSSN

Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian selaku Kepala BSSN membuka langsung kegiatan National Cyber Exercise 2024 ini dengan mengatakan wujud kehadiran negara dalam mencapai tujuan di ruang siber itulah dengan membentuk Badan Siber dan Sandi Negara.

”Kegiatan National Cyber Exercise 2024 ini untuk meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap insiden siber. Ini dilakukan mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta ancaman dan kerentanan yang dapat dieksploitasi untuk menjadi insiden siber,” terang Hinsa dalam sambutannya.

Hinsa juga menyatakan bahwa berdasarkan lanskap ancaman siber bersifat teknis pada tahun 2023 yang dirilis oleh BSSN, memprediksi bahwa tiga jenis serangan siber bersifat teknis yaitu Ransomware, Phishing dan Advance Persistent Threat (APT) akan mendominasi di tahun 2024 ini karena efektivitas serangan dan potensi keuntungan yang dapat diperoleh penyerang.

”Tema National Cyber Exercise kali ini yakni Ransomware, salah satu jenis malware yang paling berbahaya karena kemampuannya untuk menyandera data dapat dijadikan rujukan pengetahuan sebagai upaya kewaspadaan,” tandasnya.

National Cyber Exercise 2024 ini dilaksanakan selama 2 hari terdiri dari 3 kegiatan yaitu Indonesia Cross Sectoral Cyber Exercise, Indonesia Cross Sectoral Workshop and Tabletop Exercise, dan Indonesia CSIRT day. Untuk kegiatan Cross Sectoral Cyber Exercise #1 diawali dengan paparan dari 3 orang narasumber yaitu Dr Pratama Persadha (Chairman CISSReC), Dr Adi Affandi Rotib (Direktur LAIP Kemenkominfo) dan Adi Nugroho (Sekretaris CSIRT BSSN).

Dalam materinya, Dr Pratama Persadha membahas tentang Potensi Krisis Siber yang disebabkan oleh Insiden Serangan Ransomware.

“Ada empat dampak terhadap Bisnis oleh serangan Ransomware yaitu kelangsungan operasional yang mengakibatkan penurunan produktivitas kayawan, kehilangan data kritis yang mengakibatkan kehilangan pelanggan, dampak finansial dengan biaya pemulihan sistem dan kehilangan pendapatan serta dampak hukum terkait tuntutan hukum terkait kebocoran data pribadi serta penghentian kegiatan operasional,” jelas Dr Pratama.

Pembicara selanjutnya, Dr Adi Affandi Rotib menyatakan bahwa Ransomware merupakan serangan malware yang dikirim peretas untuk mengunci dan mengenkripsi perangkat komputer milik korban. Lalu, peretas akan meminta uang tebusan untuk memulihkan aksesnya.

Baca juga: Dosen FTI Universitas Nusa Mandiri Gelar Pelatihan Cyber Security Awareness Untuk Pemuda Karang Taruna

“Dampak serangan ransomware tergantung pada ruang lingkup serangan, diantaranya mencakup hilangnya akses data, gangguan operasi bisnis, kerugian finansial, pencurian kekayaan intelektual, kepercayaan pelanggan yang terganggu atau reputasi yang ternoda serta biaya hukum,” terang Dr Adi.

Sedangkan, Adi Nugroho menyampaikan tentang kesalahan terbesar bagi pihak yang berupaya bertahan dari serangan siber (ransomware) yakni mereka berjuang sendirian dan saling menutup diri (tidak berbagi bagaimana insiden tersebut terjadi).

“Hal ini memiliki implikasi insiden yang sama berulang atau terjadi dengan korban yang berbeda, waktu respon yang lebih lama dan sulitnya bertahan terhadap serangan,” ungkap Adi.

Pada kesempatan ini, tim CSIRT Universitas Nusa Mandiri yang diketuai oleh Sumarna menyebutkan dengan ikut kegiatan ini tim CSIRT mampu meningkatkan kapasitas kewaspadaan nasional terhadap adanya insiden siber.

“Dengan ikut event ini, banyak pengetahuan dan pembelajaran yang didapat semoga dapat menjadi bekal kita bersama,” tutup Sumarna. (UMF)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Universitas Nusa Mandiri Teken MoU dengan ACAD CSIRT, Perkuat Komitmen Keamanan Siber di Dunia Kampus

11 Juli 2025 - 15:41 WIB

Universitas Nusa Mandiri Teken MoU dengan ACAD CSIRT

UNM Gak Main-Main! Sertifikasi Asesor Diperbarui, Mutu Tetap No.1

11 Juli 2025 - 13:58 WIB

Sertifikasi Asesor Diperbarui, Mutu Tetap No.1

UNM Gelar Workshop Penyusunan Bahan Ajar Ganjil 2025/2026, Perkuat Kurikulum Berbasis OBE dan Kebutuhan Industri

11 Juli 2025 - 12:38 WIB

UNM Gelar Workshop Penyusunan Bahan Ajar Ganjil 2025/2026

Informatika UNM Siapkan Talenta Digital Tangguh, Tampil Aktif di ACAD CSIRT Summit 2025

11 Juli 2025 - 11:32 WIB

Tampil Aktif di ACAD CSIRT Summit 2025

Belajar, Magang, Kolaborasi! Ini Cara UNM Cetak Talenta Digital Tangguh Lewat Skema 3+1

11 Juli 2025 - 11:07 WIB

Ini Cara UNM Cetak Talenta Digital Tangguh Lewat Skema 3+1
Sedang Tren di Berita