NusamandiriNews, Jakarta – Nongkrong bareng teman kampus sudah menjadi bagian dari rutinitas mahasiswa. Entah itu di kantin, kafe sekitar kampus, atau di dalam kelas sebelum dosen datang, kebersamaan ini menjadi momen yang tak terpisahkan. Namun, pernahkah terpikir bahwa circle pertemanan di kampus bisa menjadi ladang cuan?
Di era digital seperti saat ini, peluang bisnis bisa muncul dari mana saja, termasuk dari obrolan santai di tongkrongan. Universitas Nusa Mandiri (UNM), yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, mendorong mahasiswanya untuk memanfaatkan pertemanan kampus sebagai modal awal membangun jejaring bisnis.
Baca juga: 10 Tips Jitu Mahasiswa Jadi Pebisnis Online Sukses: Modal Minim, Peluang Maksimal!
Mahasiswa UNM Bisa Jadi Pebisnis dari Circle Kampus
“Circle kampus itu bukan cuma tempat berbagi tugas dan curhat, tapi juga ladang ide dan peluang bisnis. Dengan mindset yang tepat, nongkrong bisa diubah jadi omset,” ujar Maruloh, Kepala Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC).
Melalui NEC, kata Maruloh dalam keterangan rilis, pada Senin (28/7), mahasiswa UNM dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi entrepreneur muda yang siap bersaing. Mereka diajarkan untuk memanfaatkan teknologi digital dan potensi sekitar untuk memulai usaha sejak dini.
Mahasiswa diajak untuk melihat potensi bisnis di sekitar mereka:
Teman sebagai target market. Misalnya, jika dalam circle ada yang suka desain, suka jajan, atau aktif di media sosial, itu bisa menjadi peluang. Mahasiswa bisa menawarkan jasa desain, jualan makanan, atau produk digital ke teman-temannya terlebih dahulu sebagai bentuk validasi pasar awal.
Kolaborasi lebih kuat daripada kompetisi. Mahasiswa diajak untuk membangun sinergi dalam lingkup pertemanan. Salah satu teman jago promosi, yang lain jago produksi, tinggal satukan kekuatan untuk membentuk bisnis bersama.
Nongkrong bisa jadi riset pasar. Daripada hanya membahas drama kampus, mahasiswa bisa menyisipkan obrolan soal tren, ide jualan, atau kebutuhan teman-teman di lingkungan kampus.
Manfaatkan platform digital. UNM mendorong penggunaan Instagram, TikTok, marketplace, dan WhatsApp Business sebagai alat promosi sekaligus pengelolaan bisnis mahasiswa.
Mulai dari skala kecil. Mahasiswa tidak perlu menunggu punya modal besar. Jualan makanan homemade, jasa edit video, atau desain feed Instagram bisa jadi titik awal yang menjanjikan.
“Sebagai kampus yang konsisten mendorong pengembangan jiwa entrepreneur, Universitas Nusa Mandiri juga memiliki program unggulan bernama Internship Experience Program (IEP) atau dikenal dengan skema 3+1. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk menempuh perkuliahan selama tiga tahun, lalu langsung menjalani satu tahun magang profesional di perusahaan nasional maupun multinasional,” paparnya.
Baca juga: Ubah Hobi Jadi Cuan! Mahasiswa UNM Siap Jadi Technopreneur lewat Skema 3+1 dan Bimbingan NEC
Program ini menjadi peluang emas bagi mahasiswa untuk membangun koneksi industri dan mengasah keterampilan kerja secara nyata.
“Kami ingin mahasiswa Nusa Mandiri tidak hanya cakap akademik, tapi juga punya mindset bisnis sejak duduk di bangku kuliah. Circle kampus itu aset kalau dimanfaatkan dengan baik, bisa jadi awal dari bisnis besar,” jelas Maruloh.
Dengan kombinasi dukungan kampus, ekosistem digital, dan semangat kolaborasi, mahasiswa Universitas Nusa Mandiri kini tidak hanya disiapkan untuk menjadi lulusan, tetapi juga sebagai pencipta lapangan kerja masa depan.