NusamandiriNews, Jakarta–Di tengah arus deras transformasi teknologi, dunia bisnis bergerak begitu cepat. Tak cukup lagi hanya mengandalkan intuisi atau pengalaman lama; pemahaman terhadap lanskap digital menjadi mutlak. Di sinilah peran pendidikan tinggi dituntut untuk tidak hanya mengejar keterampilan teknis, tetapi juga membentuk mindset kewirausahaan dan kepemimpinan berbasis teknologi.
Sebagai Ketua Program Studi Bisnis Digital di Universitas Nusa Mandiri (UNM), saya meyakini bahwa masa depan dunia bisnis berada di tangan generasi muda yang adaptif, inovatif, dan digital-minded. Maka dari itu, kami di UNM—sebagai Kampus Digital Bisnis—menyusun kurikulum yang tak sekadar teoritis, tetapi berbasis proyek nyata, agar mahasiswa bisa langsung terjun dalam problematika dunia bisnis yang sesungguhnya.
Baca juga: Daftar Sekarang! Prodi Bisnis Digital UNM Siapkan Kamu Jadi CEO Startup Masa Depan
Jangan Hanya Jadi Pengguna Teknologi
Program Studi Bisnis Digital UNM dirancang sebagai jembatan strategis antara ilmu bisnis dan teknologi. Mahasiswa kami belajar bagaimana mengembangkan strategi pemasaran digital, membangun brand di e-commerce, menganalisis data bisnis, hingga mengintegrasikan teknologi pendukung seperti AI dan sistem informasi dalam proses pengambilan keputusan. Namun yang lebih penting, mereka belajar untuk berpikir seperti seorang inovator—melihat masalah sebagai peluang, dan menciptakan solusi yang berdampak.
Kami juga sangat menyadari pentingnya pengalaman industri sebagai bagian dari pembelajaran yang holistik. Karena itu, kami menghadirkan Internship Experience Program (IEP), atau yang lebih dikenal dengan skema 3+1. Melalui program ini, mahasiswa kuliah selama tiga tahun dan pada tahun keempat, mereka menjalani magang profesional selama satu tahun penuh di perusahaan nasional maupun multinasional. Ini bukan sekadar magang formalitas, melainkan pengalaman intensif yang membentuk mental profesional dan jaringan industri sejak dini.
Di sisi lain, UNM sebagai kampus digital bisnis memiliki ekosistem wirausaha yang kuat. Kami menyediakan inkubator startup, program kompetisi bisnis mahasiswa, hingga mentoring dari praktisi industri. Mahasiswa diberi ruang untuk mencoba, gagal, memperbaiki, dan berkembang. Banyak dari mereka yang sejak duduk di bangku kuliah telah merintis usaha digital sendiri—entah sebagai content creator, pemilik toko daring, atau pengembang aplikasi layanan masyarakat.
Baca juga: Ngoding Bisa, Bisnis Juga Jago: Prodi Bisnis Digital UNM Siap Cetak Talenta Era AI
Yang juga membedakan UNM adalah fleksibilitas pembelajaran yang kami tawarkan. Sistem hybrid kami memungkinkan mahasiswa belajar secara daring tanpa kehilangan kualitas interaksi dan pendampingan dari dosen. Mahasiswa bisa tetap produktif, baik saat berada di kampus, di rumah, bahkan saat menjalani magang industri.
Dunia kerja hari ini tidak hanya mencari ijazah. Dunia kerja mencari orang-orang yang punya portofolio, pengalaman, dan kemampuan nyata. Dan itulah yang kami siapkan bagi mahasiswa kami—lulusan yang siap kerja, siap wirausaha, dan siap menghadapi disrupsi digital.
Sudah saatnya generasi muda mengambil peran. Jangan hanya jadi pengguna teknologi. Jadilah pencipta. Bangun solusi. Ciptakan dampak. Karena bisnis digital bukan hanya tentang menjual produk, tetapi tentang menghadirkan nilai yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Saatnya bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tapi jadilah pencipta solusi bisnis berbasis teknologi.”
Penulis: Lia Mazia, Kaprodi Bisnis Digital Universitas Nusa Mandiri