NusamandiriNews, Jakarta – Kadang yang bikin usaha kecil susah besar bukan karena produknya jelek, tapi karena dunia digital terasa seperti hutan belantara. Banyak pelaku UMKM yang jago bikin sambal enak, keripik gurih, atau kue yang bikin nagih, tapi langsung bingung begitu disuruh bikin konten promosi di Instagram.
Nah, dari kebingungan itulah lahir semangat untuk belajar, seperti yang terlihat di Komunitas UMKM Naik Kelas Kota Bekasi melalui Program Pendanaan DPPM tahun 2025, Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dari Universitas Nusa Mandiri (UNM) pada Kamis (16/10).
Baca juga: UMKM Tak Boleh Takut Bertransformasi Digital
Sejak pagi, para pelaku UMKM sudah datang dengan semangat segar dan sedikit gugup. Maklum, sebagian baru pertama kali ikut pelatihan digital. Acara yang bertajuk “Pemberdayaan UMKM Berbasis Digital: Naik Kelas Lewat Dunia Digital” ini digelar sebagai ruang belajar bersama, bukan sekadar teori-teori yang cepat dilupakan setelah sesi foto bersama.
Moderator Widi Astuti membuka acara dengan suasana santai, lalu sambutan hangat datang dari Ir. Dody Royes, Ketua UMKM Naik Kelas Kota Bekasi. Ia menekankan bahwa zaman sudah berubah, bisnis bukan lagi sekadar jualan, tapi juga soal eksistensi.
“Digitalisasi dan branding online itu bukan pilihan, tapi keharusan kalau kita ingin bertahan,” tegas Dody, membuat banyak kepala di ruangan itu mengangguk pelan.
Ketua Program Pelaksana dari UNM, Nurmalasari menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tapi bentuk nyata dari kepedulian pada UMKM yang sedang berjuang di tengah gempuran digitalisasi.
“Kami ingin mendorong para pelaku UMKM agar tidak hanya punya produk berkualitas, tapi juga tahu cara mempromosikannya dengan efektif di media digital,” ujar Nurmalasari, dengan gaya bicara yang penuh semangat khas dosen yang tahu benar pentingnya praktik dibanding teori.
Sesi paling ditunggu tentu saat Bryan Givan, narasumber sekaligus praktisi branding digital, mulai berbagi trik promosi online. Ia membuka dengan kalimat yang bikin suasana mencair, “Brand itu kayak jati diri, kalau kamu aja nggak kenal dirimu, gimana orang lain mau percaya produkmu?”
Tawa pecah, tapi setelah itu semua serius mencatat. Bryan menjelaskan tentang konsistensi, storytelling, dan cara bikin konten yang ngena di hati calon pelanggan.
Tak berhenti di teori, peserta langsung praktek bikin konten promosi.
Ada yang sibuk foto produk dari berbagai angle, ada juga yang bingung nyari caption yang catchy. Di sela-sela itu, suasana berubah jadi seperti kelas kreatif yang ramai, santai, tapi penuh ide.
Salah satu peserta, Rina, tampak sumringah. Ia bercerita, “Saya merasa sangat beruntung ikut pelatihan ini. Ilmu yang dikasih dosen Universitas Nusa Mandiri itu membuka mata saya banget. Ternyata promosi digital itu nggak harus ribet, asal tahu cara dan konsistensinya. Saya jadi makin semangat buat ngembangin usaha biar omzetnya bisa naik,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Baca juga: UMKM Wajib Go Digital! Universitas Nusa Mandiri Siap Antar Pelaku Usaha Naik Kelas
Di akhir acara, wajah-wajah peserta terlihat lelah tapi bahagia. Ada rasa percaya diri baru yang tumbuh bahwa dunia digital bukan lagi tempat yang menakutkan, tapi peluang besar yang menunggu dijelajahi.
Melalui kegiatan ini, harapan sederhana itu muncul, semoga UMKM di Kota Bekasi benar-benar bisa naik kelas, bukan cuma di slogan, tapi dalam cara berpikir, beradaptasi, dan berani bermimpi lebih besar. Karena di era digital ini, keberanian untuk berubah adalah modal pertama sebelum omzet bertambah.(ACH)