NusamandiriNews, Jakarta – Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis terus menunjukkan komitmennya mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat. Salah satu wujud nyata komitmen tersebut terlihat dari kegiatan mahasiswa Program Studi Manajemen yang terjun langsung mendampingi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui mata kuliah Manajemen UMKM.
UMKM selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, berkontribusi besar terhadap PDB nasional dan penciptaan lapangan kerja. Namun, sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan akses digital, lemahnya strategi pemasaran, pencatatan keuangan yang kurang rapi, hingga minimnya pemahaman manajemen modern.
Mahasiswa Manajemen UNM Turun ke Lapangan, Bantu UMKM Naik Kelas
Melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek lapangan, mahasiswa UNM tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga mengimplementasikan solusi strategis bagi UMKM secara langsung. Mereka melakukan observasi, mengidentifikasi permasalahan, lalu memberikan pendampingan sesuai kebutuhan pelaku usaha.
Beberapa contoh nyata di lapangan antara lain membantu UMKM makanan ringan memperluas pasar melalui media sosial, melatih pencatatan keuangan sederhana dengan Excel, hingga mendampingi UMKM kopi lokal dalam memperkuat branding dan desain kemasan agar lebih menarik bagi konsumen milenial.
Menurut Kaprodi Manajemen UNM, Instianti Elyana, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini membentuk lulusan yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan industri.
“Kami ingin mencetak lulusan manajemen yang tidak hanya mahir secara akademis, tapi juga mampu menjadi problem solver di lingkungannya. UMKM adalah ladang belajar sekaligus ladang pengabdian. Mahasiswa kami harus menjadi mitra strategis pelaku usaha lokal,” ujarnya dalam rilis yang diterima, pada Jumat (8/8).
Instianti juga menegaskan bahwa kegiatan ini selaras dengan Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1, di mana mahasiswa menempuh perkuliahan selama tiga tahun dan menjalani satu tahun magang profesional di perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional.
“Melalui program IEP, mahasiswa memiliki kesempatan emas untuk mengasah kompetensi profesionalnya sejak di bangku kuliah. Pendampingan UMKM menjadi bekal yang sangat berharga sebelum mereka terjun magang, karena melatih empati, komunikasi, kepemimpinan, dan kolaborasi lintas sektor,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa kegiatan pendampingan ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi tentang memberikan kontribusi nyata. Mahasiswa UNM belajar bahwa solusi bisnis tidak selalu berasal dari teori semata, tetapi dari pengalaman langsung dan keterlibatan di masyarakat.
“Sebagai Kampus Digital Bisnis, UNM berkomitmen menjadikan kurikulum dan metode pembelajarannya relevan dengan perkembangan zaman. Proyek pendampingan UMKM ini menjadi bagian dari strategi besar kampus untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, siap wirausaha, dan siap berinovasi di dunia global,” tutupnya.