NusamandiriNews, Jakarta–Di tengah meningkatnya volume sampah yang mencapai ribuan ton per hari di wilayah DKI Jakarta, sekelompok mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) menghadirkan pendekatan kreatif untuk mengatasi persoalan lingkungan sekaligus memperkuat nilai kebangsaan. Melalui program bertajuk Integrasi Pendidikan Pancasila dalam Pengelolaan Bank Sampah, mahasiswa UNM mengajak warga RT 004/RW 004 Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, untuk belajar menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pengelolaan sampah dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (25/10) ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan mahasiswa semester akhir sebagai wujud penerapan ilmu dan nilai-nilai Pancasila di kehidupan nyata.
Baca juga:Mahasiswa UNM Kenalkan Teknologi AI ke Siswa SMP, Wujudkan Literasi Digital Sejak Dini
Mahasiswa UNM Tanamkan Nilai Pancasila
Program ini mengusung semangat gotong royong dari rumah untuk mewujudkan Jakarta yang bersih dan berkarakter. Melalui pendekatan edukatif, para mahasiswa memberikan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan langsung kepada warga mengenai cara memilah sampah organik dan anorganik, mengelola hasil penjualan, serta membangun sistem kerja yang transparan dan berkeadilan.
Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan kebersihan lingkungan, tetapi juga menanamkan semangat tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap sesama.
Ketua tim pelaksana, Raihan Eriyawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami ingin menjadikan bank sampah sebagai wadah pembelajaran gotong royong, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap sesama,” ujarnya dalam rilis yang diterima, pada Senin (27/10).
Ia menambahkan, warga tidak hanya memahami pentingnya kebersihan, tetapi juga belajar tentang kebersamaan dan solidaritas sosial dalam menjaga lingkungan.
Hasil dari kegiatan ini menunjukkan dampak positif. Partisipasi masyarakat dalam program bank sampah meningkat hingga 25 persen. Warga semakin aktif menabung sampah dan menjual hasil daur ulang seperti kardus, botol, dan kertas untuk mendukung kegiatan sosial di lingkungan mereka.
Ketua RT setempat, Marlan, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan mahasiswa.
“Kami senang karena anak-anak muda ikut turun tangan. Sekarang warga jadi lebih sadar bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” tuturnya.
Selain memberikan pelatihan, tim mahasiswa Universitas Nusa Mandiri juga menyusun modul panduan pengelolaan bank sampah berbasis nilai-nilai Pancasila dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dalam bentuk video edukatif serta publikasi digital.
Langkah ini menjadi bukti bahwa kegiatan kampus dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan mendorong perubahan sosial yang berkelanjutan.
Ketua Program Studi Manajemen, Instianti Elyana menegaskan bahwa kegiatan ini selaras dengan visi Universitas Nusa Mandiri yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis.
“Program ini merupakan wujud nyata penerapan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ketiga Persatuan Indonesia dan sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kami berharap mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan semangat kewirausahaan berbasis keberlanjutan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat merupakan bukti bahwa penguatan karakter bangsa dapat dimulai dari hal sederhana, yaitu mencintai dan merawat lingkungan sekitar.
Baca juga:Mahasiswa UNM Tunjukkan Inovasi Bisnis di Program BOOST 2025
“Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri terus berkomitmen menghadirkan inovasi melalui kegiatan akademik dan sosial yang berdampak. Program ini dirancang agar mahasiswa tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga memiliki pengalaman kerja dan kesiapan menghadapi tantangan dunia industri digital,” paparnya.
Program Bank Sampah berbasis nilai Pancasila di Jatinegara Kaum menjadi salah satu bukti nyata bagaimana mahasiswa Universitas Nusa Mandiri mampu menggabungkan ilmu, teknologi, dan karakter bangsa untuk menciptakan perubahan positif.
Dari langkah kecil memilah sampah, mereka menghidupkan kembali semangat gotong royong dan menunjukkan bahwa cinta lingkungan adalah bagian penting dari membangun Indonesia yang beradab dan berkelanjutan.












