NusamandiriNews, Jakarta – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM), kampus yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, dalam ajang Final Pitching Day of SheCodes Society Batch 2 yang digelar di BINUS International – JWC Campus, Jakarta.
Adalah Salsabila Selavieamanda Adyarta, mahasiswi Program Studi Sains Data UNM, yang sukses mencuri perhatian juri lewat inovasi digital bertajuk ParSistant (Parent Assistant). Aplikasi ini mengandalkan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan panduan, pengingat, dan edukasi seputar pengasuhan anak, disesuaikan dengan tahap perkembangan mereka. Dengan pendekatan berbasis empati dan teknologi, ParSistant hadir sebagai solusi yang menjawab kebutuhan keluarga modern.
Mahasiswi UNM Menangkan SheCodes Society Lewat Inovasi ParSistant
Ajang SheCodes Society merupakan program prestisius yang mendorong perempuan untuk berkarya di bidang teknologi, dengan mengusung nilai inklusivitas dan kebermanfaatan sosial. Kompetisi ini diikuti oleh talenta perempuan dari berbagai kampus di Indonesia yang telah melalui proses mentoring intensif dan seleksi ketat.
Keberhasilan Manda – sapaan akrab Salsabila – mendapat sambutan positif dari Siti Nurlela, Kepala Nusa Mandiri Startup Center (NSC). Ia menyampaikan bahwa pencapaian ini menjadi bukti konkret keberhasilan pendekatan pendidikan UNM yang menggabungkan teknologi, kreativitas, dan empati.
“Manda membuktikan bahwa mahasiswa UNM mampu menjadi inovator muda yang berpikir solutif dan berdampak. NSC akan terus menjadi inkubator bagi ide-ide kreatif seperti ParSistant agar bisa dikembangkan hingga tahap implementasi di masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, pada Selasa (1/7).
Sementara itu, dalam sesi presentasi, salah satu juri sekaligus praktisi UX Designer dari industri startup, Ayu Lestari, menyampaikan apresiasinya terhadap pendekatan ParSistant.
“Kami menilai ParSistant sebagai salah satu ide yang paling relevan secara sosial. Manda tidak hanya menyampaikan ide dengan baik, tetapi juga menunjukkan validasi yang kuat terhadap permasalahan pengasuhan anak. Ini adalah contoh aplikasi teknologi yang berangkat dari empati,” ungkap Ayu.
Keberhasilan ini tak lepas dari sistem pendidikan progresif yang diterapkan UNM, khususnya melalui program Internship Experience Program (IEP) atau dikenal sebagai skema 3+1. Dalam program unggulan ini, mahasiswa menjalani kuliah intensif selama tiga tahun dan kemudian memasuki satu tahun magang profesional di perusahaan mitra nasional maupun multinasional.
Baca juga: ParSistant Curi Perhatian Juri, Mahasiswa UNM Juarai Kompetisi Startup Digital
Tati Mardiana, Kaprodi Sains Data UNM, juga memberikan apresiasinya terhadap capaian mahasiswanya.
“Kami sangat bangga melihat karya mahasiswa seperti ParSistant lahir dari ekosistem pembelajaran UNM. Kemenangan ini membuktikan bahwa pendekatan pembelajaran praktis, berbasis proyek dan magang di skema 3+1 mampu mencetak inovator masa depan. Kami mendorong mahasiswa lain untuk berani menggabungkan sains data dengan empati sosial,” ujarnya.
Dengan capaian ini, Universitas Nusa Mandiri kembali mempertegas perannya sebagai Kampus Digital Bisnis yang tidak hanya menyiapkan mahasiswa secara akademik, tetapi juga mendukung pengembangan karakter, inovasi, dan kontribusi sosial melalui teknologi.