NusamandiriNews, Bandung – Mahasiswa Program Studi Bisnis Digital Universitas Nusa Mandiri (UNM) Kampus Margonda, Rangga Halla, berhasil terpilih sebagai salah satu peserta dalam ajang bergengsi Indonesia Future Leaders Camp (FLC) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, pada 28–30 Oktober 2025 di Universitas Islam Bandung (UNISBA), dan diikuti oleh 60 pemimpin mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Program Future Leaders Camp 2025 bertujuan membentuk pemimpin muda berkarakter, adaptif, dan berintegritas, yang siap berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui kepemimpinan berkelanjutan dan inovatif di era digital.
Rangga mengisahkan bahwa hari pertama kegiatan dibuka oleh Menteri Kemdiktisaintek, Prof Brian Yuliarto, dengan materi bertema “Kepemimpinan Berkelanjutan: Membangun Ekosistem Regenerasi Menuju Indonesia Emas 2045.”
Baca juga: Universitas Nusa Mandiri Cetak Pemimpin Digital Masa Depan Lewat Program Unggulan IEP 3+1
Mahasiswa UNM yang Buktikan Pemimpin Digital
“Pesan yang paling saya ingat dari Pak Menteri adalah bahwa pemimpin masa depan harus punya tanggung jawab sosial, bukan hanya ambisi pribadi. Itu benar-benar membuka cara pandang saya,” ujar Rangga.
Selanjutnya, peserta mendapat sesi inspiratif dari Salman Subakat, CEO Paragon Technology and Innovation, melalui topik “Leading with Purpose: Transformative Growth and the Power of Value-Driven Leadership.”
Hari pertama ditutup dengan materi dari Imam Santoso, Dosen ITB sekaligus ahli komunikasi publik, yang membahas “Building Influence for Impact: The Power of Storytelling and Public Communication in Driving Social Change.”
Pada hari kedua, semangat para peserta semakin tinggi dengan hadirnya Rizky Arief, CEO HMNS dan NAH Project, yang membawakan materi “Entrepreneurship for Social Innovation and the Future of Indonesia’s Economy.”
Rangga menyampaikan, “Materi ini membuat saya sadar bahwa menjadi pemimpin itu bukan sekadar memimpin organisasi, tapi juga menciptakan solusi untuk masyarakat melalui inovasi sosial.”
Hari itu juga diadakan debat mini bertema “Pro dan Kontra Kebijakan Student Loan di Indonesia.” Rangga bersama timnya berpendapat bahwa kebijakan student loan berpotensi menambah beban psikologis mahasiswa.
“Kami menekankan pentingnya memperluas akses beasiswa sebagai alternatif yang lebih berkeadilan,” tambahnya.
Dalam sesi study case, kelompok Rangga mengusung ide “Potensi Pohon Gamal sebagai Sumber Energi Biomassa untuk Mendukung Transisi Energi Berkelanjutan.”
“Kami ingin menunjukkan bahwa solusi energi hijau bisa datang dari sumber daya lokal yang murah dan ramah lingkungan,” jelas Rangga.
Kegiatan FLC 2025 ditutup dengan kunjungan ke Kantor Kemdiktisaintek dan Gedung Narasi TV di Jakarta. Para peserta berdialog langsung dengan Najwa Shihab, jurnalis senior dan pendiri Narasi.
“Najwa Shihab mengatakan, pemimpin sejati adalah mereka yang mau mendengar, belajar, dan terbuka terhadap kritik. Itu menjadi refleksi mendalam bagi saya pribadi,” ungkap Rangga.
Rangga Halla mengaku pengalaman tiga hari tersebut menjadi momentum penting dalam perjalanan kepemimpinannya.
“Saya belajar bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi tentang nilai, tanggung jawab, dan keberanian memberi dampak. Saya ingin menerapkan hal itu di kampus dan masyarakat,” tuturnya.
Sebagai mahasiswa Universitas Nusa Mandiri, yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, Rangga menilai bahwa semangat kepemimpinan digital yang dia dapatkan di FLC sangat sejalan dengan karakter pembelajaran di UNM.
“UNM selalu menanamkan nilai inovasi dan kolaborasi digital, jadi kegiatan ini memperkuat motivasi saya untuk menjadi pemimpin yang berwawasan teknologi dan berorientasi pada solusi,” imbuhnya.
Baca juga:Bangga! Mahasiswa UNM Jadi Pemimpin Muda Masa Depan di Ajang Future Leaders Camp 2025
Menurut Lia Mazia, Kaprodi Bisnis Dgitial UNM, kampus terus mendukung pengembangan karakter dan kepemimpinan mahasiswa melalui kegiatan akademik maupun non-akademik.
“Salah satu upaya unggulan adalah Program Internship Experience Program (IEP) 3+1, di mana mahasiswa menempuh tiga tahun perkuliahan dan satu tahun magang di dunia industri. Program ini dirancang agar mahasiswa UNM memiliki pengalaman langsung menghadapi tantangan nyata di dunia kerja digital,” katanya dalam rilis yang diterima, pada Senin (3/11).
Ia menambahkan prestasi Rangga membuktikan bahwa mahasiswa UNM mampu beradaptasi dengan tantangan global. “Kami akan terus mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berjiwa pemimpin dan kreatif di bidang bisnis digital,” tutupnya.












