NusamandiriNews, Margonda – Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) terus berkomitmen membekali mahasiswanya dengan keunggulan yang tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga profesional. Salah satu bentuk nyata komitmen ini adalah melalui pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi di Tempat Uji Kompetensi (TUK) Kampus Margonda, yang digelar oleh Fakultas Teknologi Informasi (FTI) bekerja sama dengan LSP Nusa Mandiri.
Sebagai salah satu asesor kompetensi, saya melihat kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Sertifikasi merupakan proses krusial dalam membangun fondasi profesional mahasiswa, terutama di tengah tuntutan dunia industri yang terus berkembang. Dalam skema Analis Program, mahasiswa diuji secara objektif melalui serangkaian tahapan yang mengukur langsung kemampuan teknis, analitis, hingga komunikasi profesional mereka.
Baca juga: UNM Perkuat Kompetensi Digital Lewat Sertifikasi Profesi Berlisensi BNSP
Jalan Strategis UNM Siapkan Lulusan Siap Kerja di Era Digital
Antusiasme mahasiswa dalam kegiatan ini sangat luar biasa. Mereka hadir bukan hanya dengan kesiapan teknis, tetapi juga dengan semangat tinggi untuk membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di dunia kerja. Atmosfer uji kompetensi terasa penuh gairah, tidak kaku atau menekan. Diskusi aktif, penyusunan dokumen, serta pemaparan hasil kerja dilakukan dengan sangat profesional dan sistematis.
Lebih dari sekadar memenuhi persyaratan, saya memandang sertifikasi ini sebagai pembuktian diri yang nyata. Mahasiswa tidak hanya diuji untuk memenuhi standar BNSP, tetapi juga dilatih untuk menghadapi situasi kerja nyata. Ini adalah refleksi bahwa Universitas Nusa Mandiri berhasil menyinergikan dunia akademik dengan kebutuhan industri digital saat ini.
Baca juga: Uji Sertifikasi Kompetensi Mahasiswa FTI UNM: Wujudkan SDM TIK yang Unggul dan Kompeten
Kualitas pelaksanaan di TUK Margonda pun patut diapresiasi. Fasilitas, sistem asesmen, dan dukungan dari tim kampus mendukung kelancaran proses dengan sangat baik. Ini membuktikan bahwa kerja sama antara LSP, asesor, dan institusi pendidikan adalah faktor krusial dalam menjamin keberhasilan uji kompetensi. Mahasiswa tidak dibiarkan berjalan sendiri. Mereka dibimbing, didampingi, dan difasilitasi secara penuh selama proses berlangsung.
Saya percaya, sertifikasi kompetensi bukan hanya menjadi nilai tambah administratif saat lulus nanti, tetapi lebih dari itu: sebagai alat ukur kesiapan kerja yang sahih dan relevan. Dalam konteks UNM sebagai Kampus Digital Bisnis, kegiatan ini menjadi bagian integral dari budaya akademik yang berorientasi pada mutu, daya saing, dan kesiapan global.
Dengan menginternalisasi sertifikasi sebagai bagian dari perjalanan akademik, Universitas Nusa Mandiri secara konsisten membangun lulusan yang tak hanya siap lulus, tapi juga siap sukses di dunia kerja digital.
Penulis: Arfhan Prasetyo, Kaprodi Informatika Universitas Nusa Mandiri