Menu

Mode Gelap
Universitas Nusa Mandiri Raih Klasterisasi Utama: Pengakuan atas Kinerja Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNM Beri Penghargaan Inovasi Pada Mahasiswa dan Alumni Berprestasi UNM Terima Penghargaan Apresiasi Penggabungan Perguruan Tinggi Tahun 2021 Manfaat Teknologi Untuk Ketahui Kepribadian dan Kecerdasan Pada Anak Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis UNM Gelar Pembekalan Internal Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Tahun 2022

Opini

Literasi Kesehatan Mental di Era Informasi: Bekal Penting Membangun Kehidupan Seimbang

badge-check


					Literasi Kesehatan Mental di Era Informasi Perbesar

Literasi Kesehatan Mental di Era Informasi

Di tengah arus deras globalisasi informasi, kemampuan untuk memilah dan memahami informasi bukan hanya penting dalam konteks intelektual, tetapi juga dalam hal menjaga keseimbangan emosional. Salah satu aspek penting dari literasi yang kini makin relevan adalah literasi kesehatan mental. Dalam dunia yang terus bergerak cepat, penuh tekanan sosial dan tuntutan profesional, pemahaman terhadap kesehatan mental menjadi fondasi penting bagi individu untuk bertahan dan berkembang.

Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, menaruh perhatian besar pada pentingnya literasi digital dan emosional di era informasi. Dalam konteks ini, literasi kesehatan mental tidak hanya mencakup pengetahuan mengenai jenis gangguan mental dan gejalanya, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang cara mengelola kondisi mental, menjaga keseimbangan emosi, serta mengenali kapan saatnya mencari bantuan profesional.

Baca juga: Buka Gerbang Ilmu untuk Semua, UNM Perkuat Literasi Open Access di Era Digital

Literasi Kesehatan Mental di Era Informasi

Kesehatan mental merupakan komponen fundamental dalam membentuk relasi sosial yang sehat, mempertahankan produktivitas, serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang memiliki kesehatan mental yang baik, ia lebih mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat, menghadapi tantangan, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang menekan. Sayangnya, stigma dan minimnya pemahaman masih menjadi hambatan besar dalam membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya isu ini.

Dalam konteks pekerjaan, tekanan bisa datang dari berbagai arah, baik dari atasan, rekan kerja, lingkungan sosial, maupun ekspektasi diri sendiri. Tekanan semacam ini seringkali memicu munculnya rasa iri, marah, frustrasi, atau bahkan membuat seseorang merasa stagnan dan tidak dihargai. Untuk itu, kemampuan self-control menjadi kunci.

Kesadaran diri membuka jalan untuk mengelola emosi secara sehat, kenali dan salurkan melalui cara-cara positif, seperti menangis, bercerita kepada orang yang dipercaya, mengambil jeda dari aktivitas, berolahraga, dan yang paling penting, mengakui perasaan yang sedang dialami. Proses ini bukan bentuk kelemahan, melainkan langkah awal untuk memulihkan keseimbangan diri.

Namun jika setelah melakukan langkah-langkah tersebut emosi masih sulit dikendalikan, maka menghubungi profesional seperti psikolog atau psikiater menjadi langkah yang sangat dianjurkan. Konsultasi dengan profesional bukan hanya untuk orang yang mengalami gangguan berat, melainkan juga untuk siapa pun yang merasa membutuhkan panduan dalam menghadapi tekanan hidup.

Baca juga: Perpustakaan Jadi Pilar Kebangkitan Nasional di Era Digital

Inilah pentingnya literasi kesehatan mental sebagai pengetahuan yang membekali kita dengan pemahaman kapan dan bagaimana mencari bantuan dengan tepat. Meningkatkan literasi kesehatan mental berarti memberi diri kita kesempatan untuk membangun hidup yang lebih sehat, bahagia, dan terarah.

Di era informasi yang serba cepat ini, kita dituntut untuk tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga bijak secara emosional. Maka dari itu, selain memperluas pengetahuan, penting pula untuk membatasi paparan media sosial yang berlebihan, menjaga hubungan sosial yang sehat, dan terus membangun dukungan emosional dari lingkungan terdekat.

Karena pada akhirnya, dalam dunia yang terus berubah, pemahaman akan kesehatan mental bukan sekadar kebutuhan, melainkan sebuah keharusan. Dengan literasi yang baik, kita tidak hanya menjaga diri kita sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih peduli, terbuka, dan sehat secara kolektif.

Penulis: Ricky Sediawan, Pustakawan Universitas Nusa Mandiri

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Akreditasi Unggul: Energi Baru untuk Inovasi dan Riset

27 Agustus 2025 - 13:42 WIB

Energi Baru untuk Inovasi dan Riset

Akreditasi Unggul Bukan Garis Akhir, Melainkan Awal Lompatan Baru

27 Agustus 2025 - 13:06 WIB

Akreditasi Unggul Bukan Garis Akhir

Naik Level di Dunia Digital dengan Magister Ilmu Komputer

27 Agustus 2025 - 10:53 WIB

Naik Level di Dunia Digital

Mencetak Generasi Digitalpreneur Unggul di Era Ekonomi Digital

15 Agustus 2025 - 08:56 WIB

Generasi Digitalpreneur Unggul

Generasi Profesional Berbasis Teknologi: Pilar Masa Depan Ekonomi Digital

14 Agustus 2025 - 16:28 WIB

Generasi Profesional Berbasis Teknologi
Sedang Tren di Opini