Banyak yang masih percaya bahwa teknologi itu netral, bahwa dampaknya sepenuhnya ditentukan oleh siapa yang menggunakannya. Namun bagi saya, pandangan ini terlalu menyederhanakan realitas. Faktanya, setiap teknologi dibangun dengan asumsi, tujuan, dan nilai yang dibawa oleh penciptanya. Maka, mahasiswa sebagai calon inovator digital harus memahami bahwa setiap baris kode yang mereka tulis membawa tanggung jawab sosial.
Sebagai bagian dari Universitas Nusa Mandiri (UNM) yang dikenal sebagai Kampus Digital Bisnis, kami di Program Studi Informatika menanamkan kesadaran ini sejak awal. Mahasiswa tidak hanya belajar membuat aplikasi, sistem, atau algoritma, tetapi juga diajak untuk berpikir kritis.
Baca juga: Big Data Jadi Andalan Mahasiswa Prodi Informatika UNM untuk Uji Kepakaran Digital
Mendidik Inovator Digital
Apakah fitur yang dikembangkan memperkuat inklusivitas? Apakah sistem yang dirancang memperhatikan aksesibilitas bagi pengguna difabel? Apakah datanya dikelola dengan prinsip etika dan perlindungan privasi?
Dalam proses belajar, kami menekankan bahwa teknologi tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial. Inovasi yang hebat bukan hanya tentang performa teknis, tapi juga tentang nilai yang ditanamkan di dalamnya. Karena itulah, kami ingin membentuk lulusan yang tidak hanya cakap secara teknis, tapi juga sadar akan dampak sosial dari karya digitalnya.
Komitmen ini kami perkuat melalui Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1, sebuah program unggulan UNM di mana mahasiswa menjalani tiga tahun pembelajaran akademik dan satu tahun magang profesional di perusahaan mitra nasional maupun multinasional. Melalui program ini, mahasiswa terlibat langsung dalam pengembangan teknologi nyata, menghadapi dilema etika, serta melihat bagaimana keputusan teknis memengaruhi kehidupan orang banyak.
Dengan pendekatan ini, kami berharap lulusan Informatika UNM tidak hanya menghasilkan teknologi yang canggih, tetapi juga berpihak pada kebaikan bersama. Mereka bukan hanya “maker”, tapi juga “thinker” pembuat teknologi yang bijak, beretika, dan memikirkan keberlanjutan masa depan.
Di era ketika teknologi memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, kesadaran sosial dan nilai kemanusiaan harus menjadi kompas utama dalam berinovasi. Dan di UNM, inilah nilai yang kami tanamkan sebagai fondasi dalam membentuk talenta digital yang bertanggung jawab dan berdaya saing global.
Penulis: Arfhan Prasetyo, Kaprodi Informatika Universitas Nusa Mandiri