NusamandiriNews–Di era digital yang serba cepat, mahasiswa sering kali mengandalkan mesin pencari sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Namun, ketika tiba pada fase paling krusial dalam studi penyusunan skripsi, banyak yang tersesat di lautan informasi tanpa arah. Di sinilah sebenarnya perpustakaan berperan sebagai sekutu akademik yang paling strategis, bukan sekadar ruang sunyi penuh buku, melainkan pusat literasi dan navigasi ilmu pengetahuan.
Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) menempatkan perpustakaan sebagai jantung akademik yang terintegrasi dengan teknologi. Kami ingin membuktikan bahwa membaca, meneliti, dan menulis bukanlah proses terpisah, melainkan satu ekosistem pembelajaran yang hidup.
Baca juga: Stop Alasan Sibuk! Perpustakaan adalah “Senjata Rahasia” Mahasiswa Kampus Digital Bisnis
Perpustakaan Jadi Sekutu Tersembunyi
Perpustakaan UNM menyediakan akses digital yang luas dari jurnal ilmiah, e-book, hingga repositori riset mahasiswa, yang semuanya dapat diakses melalui sistem daring kampus. Dengan pendampingan pustakawan, mahasiswa tidak hanya belajar mencari sumber, tetapi juga memilah mana yang kredibel, mutakhir, dan sesuai dengan standar akademik.
Lebih jauh lagi, kami melatih mahasiswa menggunakan tools digital seperti manajemen sitasi dan software referensi agar mereka tidak terjebak dalam plagiarisme dan mampu mengelola informasi dengan efisien. Pendekatan ini sejalan dengan semangat program unggulan UNM, Internship Experience Program (IEP) 3+1, yang mengintegrasikan teori akademik selama tiga tahun dengan pengalaman praktik di dunia industri selama satu tahun. Program ini membentuk mahasiswa yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berpikir dan meneliti secara mandiri.
Perpustakaan di kampus digital seperti UNM tidak hanya tentang buku atau data, tetapi juga tentang ruang reflektif tempat mahasiswa dapat berpikir jernih di tengah tekanan akademik. Dalam kesunyian itulah lahir ide-ide besar, kerangka teori yang matang, dan mungkin, skripsi terbaik mereka.
Baca juga:Ketika Kecerdasan Buatan Masuk ke Perpustakaan, Akankah Pustakawan Tersingkir?
Sayangnya, banyak mahasiswa masih memandang pustakawan sekadar penjaga rak buku. Padahal, kami adalah mitra akademik yang siap membantu mempersempit topik penelitian, menemukan sumber relevan, bahkan memberikan strategi literasi digital. Kolaborasi antara mahasiswa dan pustakawan adalah bentuk sinergi akademik yang sering terlupakan, padahal sangat menentukan keberhasilan penelitian.
Di Universitas Nusa Mandiri, kami percaya bahwa kesuksesan akademik bukan hanya tentang siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling mau belajar dengan bijak. Dan dalam perjalanan panjang menyusun skripsi, perpustakaan bukan sekadar tempat mencari bahan, ia adalah tempat menemukan arah.
Penulis: Dio Andre Nusa, Pustakawan Universitas Nusa Mandiri (UNM)












