Di tengah derasnya arus informasi di dunia maya, tantangan terbesar kita hari ini bukan lagi keterbatasan akses, melainkan membedakan mana yang benar dan mana yang menyesatkan. Hoaks, disinformasi, dan manipulasi data bertebaran di ruang digital, menguji kemampuan berpikir kritis setiap individu, termasuk mahasiswa sebagai agen perubahan.
Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) menyadari bahwa membekali mahasiswa dengan literasi informasi sama pentingnya dengan membekali mereka keterampilan digital dan akademik. Perpustakaan UNM kini tidak sekadar menjadi gudang buku dan jurnal, tetapi juga menjadi kurator kebenaran, tempat di mana integritas informasi dijaga, dan kemampuan memilah sumber yang kredibel diasah.
Baca juga: Literasi Digital Jadi Prioritas, Perpustakaan UNM Dukung Mahasiswa Hadapi Era Informasi Tanpa Batas
Benteng Literasi Kritis di Era Banjir Informasi
Mahasiswa hari ini tidak kekurangan informasi. Yang mereka butuhkan adalah kemampuan untuk menilai, memahami, dan mengkritisi informasi secara objektif. Perpustakaan UNM menjawab kebutuhan ini dengan program pelatihan literasi informasi, pendampingan penelusuran referensi yang valid, serta pembiasaan penggunaan sumber ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kami percaya bahwa literasi informasi adalah fondasi utama bagi lulusan yang berdaya saing tinggi. Karena itu, upaya membangun daya tahan intelektual mahasiswa berjalan seiring dengan program unggulan kampus seperti Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1. Melalui skema ini, mahasiswa kuliah selama tiga tahun di kampus untuk membangun dasar keilmuan dan keterampilan, kemudian menghabiskan satu tahun penuh magang di perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional. Literasi kritis yang kuat menjadi bekal mereka saat memasuki lingkungan kerja profesional yang sarat data dan informasi kompleks.
Lebih dari sekadar fasilitas, Perpustakaan UNM adalah ruang pembelajaran reflektif dan kritis, tempat mahasiswa belajar mengolah informasi, menjaga integritas ilmiah, dan membangun kepekaan etis terhadap penggunaan data. Di era di mana viralitas sering mengalahkan validitas, peran ini menjadi vital.
Baca juga:AI dan E-Library, Kolaborasi Cerdas untuk Literasi Digital di Kampus Masa Kini
Kami tidak hanya menyediakan akses, tetapi juga memastikan setiap akses membawa pencerahan. Di tengah derasnya arus disinformasi, Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri akan terus berdiri sebagai benteng literasi, mendukung visi kampus untuk mencetak generasi profesional yang tangguh, adaptif, dan siap bersaing di tingkat global.
Penulis: Sofia Nurani, Pustakawan Universitas Nusa Mandiri