DEPOK, NusamandiriNews – Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) 2021 telah sampai di hari terakhir dengan menghadirkan kegiatan bertema “KLINIK Penelitian dan Publikasi Bereputasi”.
Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meetings dan Live Streaming YouTube APTIKOM TV, serta luring di kampus Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Margonda, Depok, pada Sabtu (6/11).
Baca Juga : Aptikom Dukung Percepatan Tranformasi Digital
Dalam kegiatan ini turut hadir narasumber Dr. Achmad Nizar Hidayanto, Ketua Bidang Hibah APTIKOM yang memberikan penjelasan tentang bagaimana cara menulis publikasi Ilmiah. Melalui kegiatan ini, APTIKOM ingin memberikan pengetahuan kepada anggotanya tentang penulisan publikasi ilmiah yang baik.
Dr Nizar mengungkapkan, jika dalam menulis publikasi ilmiah, ada beberapa elemen penting atau elemen kunci yang harus diperhatikan. Antara lain Ethical Issues, Style and language, Structure of paper, Components of paper, Article submission/journal selection, dan Publisher’s process/peer review.
“Kita harus perhatikan beberapa hal, salah satunya Isu Etika termasuk Conflict of Interest, sumber pendanaan yang jelas, pengambilan gambar atau media lainnya, serta sumber informasi lainnya seperti dataset,” papar Dr Nizar, Sabtu (6/11).
Selain itu, Dr Nizar juga mengungkapkan, jika gaya Bahasa yang digunakan juga penting dalam menyusun karya ilmiah. Untuk menambah kemampuan berbahasa, bisa dengan melihat panduan penulis jurnal dari template. Selain itu, bisa juga dengan sering membaca jurnal terakreditasi untuk menambah referensi untuk gaya Bahasa penulisan yang baik seperti apa.
Elemen kunci lainnya dalam menulis karya atau publikasi ilmiah adalah memperhatikan komponen yang ada dalam jurnal atau publikasi. Biasanya, secara umum struktur penulisannya menggunakan struktur IMRAD (Introduction, Methods, Results, And Discussion).
Baca Juga : UNM Bangga Mempersembahkan The Sixth ICIC APTIKOM 2021
Setelah semuanya berhasil dikuasai, maka hal selanjutnya yang menjadi kunci adalah memilih jurnal atau publikasi yang cocok, serta mengetahui dengan pasti proses penerbitannya atau peer review-nya.
“Memiliki paper di scopus tidak sesusah yang dibayangkan. Tinggal bagaimana kita tidak takut mencoba. Kadang-kadang materi yang kita anggap kurang menarik ternyata bisa diterima di Jurnal lain yang lebih sesuai,” tutup Dr Nizar.(MKU)
Leave a Reply