UNM Kampus Kramat Dorong Guru Pahami Etika AI Lewat Workshop Pahlawan Inovasi

Workshop Pahlawan Inovasi
Workshop Pahlawan Inovasi

Jakarta, NusamandiriNews–Dalam rangka memperkuat pemahaman guru terhadap tantangan dan peluang teknologi, Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampsu Kramat mengadakan Workshop Pahlawan Inovasi bertema “Ethics of AI in Education: Challenges and Opportunities for Teachers.” Kegiatan ini diikuti oleh guru-guru Sekolah Menengah Atas di Jakarta dan menghadirkan Jordy Lasmana Putra sebagai narasumber, acara berlangsung sukses pada Kamis 14 November 2024 di Universitas Nusa Mandiri Kampus Kramat.

Acara dibuka oleh Ishak Kholil, Kepala Kampus UNM Kramat menyampaikan pentingnya guru sebagai pembimbing utama dalam memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab.

Baca juga: Workshop UNM, Pahlawan Inovasi Untuk Guru: Ethics of AI in Education

Workshop Pahlawan Inovasi

“Pendidikan adalah pilar utama pembangunan. Dengan pemahaman etika AI, guru dapat menciptakan pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi siswa,” ungkapnya dalam rilis yang diterima, Senin (18/11).

Ia menjelaskan workshop ini berhasil memberikan wawasan baru sekaligus membangun jejaring antarguru untuk saling mendukung dalam menciptakan pendidikan yang lebih maju.

“Lewat workshop ini diharapkan guru-guru yang hadir mendapatkan wawasan baru tentang dunia AI dan mampu menciptakan kegiatan pengajaran yang menarik bagi siswa/i dengan bantuan AI,” katanya.

Sementara itu, Jordy sebagai narasumber membahas berbagai isu penting, termasuk bisa dalam AI, privasi data, dan peluang inovasi dalam pembelajaran.

“Kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa dan efisiensi proses pembelajaran. Dengan kecerdasan buatan, guru dapat membuat program pembelajaran yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Kecerdasan buatan dapat memantau kemajuan belajar siswa dan memberikan masukan yang sesuai,” jelas Jordy.

Jordy juga membahas tentang tantangan AI, meskipun kecerdasan buatan memiliki banyak potensi dalam pendidikan, namun penggunaannya juga memiliki tantangan dan masalah yang harus diatasi.

Baca juga: Berdayakan Siswa dalam Teknologi AI, UNM Kampus Kramat Sukses Gelar Workshop Pemuda Inovasi

“Teknologi kecerdasan buatan masih dalam tahap pengembangan, dan belum mencapai tingkat kemampuan manusia. Hal ini membuat kecerdasan buatan masih memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah yang kompleks,” terangnya.

Menurut Jordy, penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan dapat membuat siswa kehilangan kontrol atas pembelajaran mereka. Hal ini dapat membuat siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan kritis dan pemecahan masalah mereka sendiri.

“Kecerdasan buatan dapat membantu guru dalam mengelola dan mengatur pembelajaran, tetapi tidak dapat menggantikan kemampuan manusia sepenuhnya. Guru tetap memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam mengelola kelas dan menilai kemajuan siswa,” paparnya. (UMF)