NusamandiriNews, Depok – Dr. Nita Merlina, Wakil Rektor 1 bidang Akademik sekaligus Kaprodi Informatika Program Doktor (S3) Universitas Nusa Mandiri (UNM), menekankan pentingnya kepakaran dan minat dalam penelitian akademik dalam sesi talkshow Studium Generale di Universitas Nusa Mandiri kampus Margonda pada Sabtu (15/03).
Dr. Nita menyampaikan bahwa seorang peneliti harus menyesuaikan bidang risetnya dengan keahlian dan minat yang dimiliki. “Jika kita sudah meneliti sesuatu yang kita sukai, kita akan enjoy dan bahagia dalam menjalaninya. Dengan begitu, proses penelitian yang kita jalani akan terasa lebih menyenangkan dan bermakna,” ujarnya.
Baca juga: Di Studium Generale, UNM AI Center Dorong Inovasi AI dan Startup Maba Pascasarjana dan Doktoral
Kaprodi Informatika S3 UNM di Studium Generale
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Nita juga menyoroti tantangan dalam menentukan topik penelitian yang sering kali membuat mahasiswa galau. Menurutnya, kegelisahan dalam memilih bidang riset adalah hal yang wajar, tetapi tidak boleh berlarut-larut.
Ia menegaskan bahwa setiap peneliti harus menetapkan hati dan fokus pada analisis masalah sejak awal. “Jangan galau terlalu lama, kita hanya diberi waktu tiga tahun atau enam semester. Tetapkan hati dan telusuri analisa masalahnya dengan jelas,” tambahnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa proses penelitian tidak berhenti pada pemilihan topik saja, tetapi juga mencakup pencarian tinjauan literatur yang relevan. Lebih lanjut, ia juga membahas tantangan dalam memperoleh sumber daya penelitian, khususnya terkait ketersediaan dataset.
Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa membaca paper penelitian sebelumnya sangat penting untuk menemukan gap penelitian dan novelty yang ingin dicapai. Di samping itu, ia menyarankan agar mahasiswa sejak awal mempertimbangkan aksesibilitas dataset yang akan digunakan dalam penelitian mereka. Dengan begitu, penelitian dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Sebagai penutup, Dr. Nita berbagi pengalaman dalam menemukan metode baru dalam penelitian kanker serviks. Dengan menerapkan metode polinomial enhancement, ia berhasil meningkatkan kualitas citra medis yang sebelumnya memiliki banyak noise.
Keberhasilan ini, menurutnya, merupakan hasil dari eksplorasi yang mendalam serta diskusi dengan berbagai pihak. Untuk itu, ia mendorong para mahasiswa baru calon peneliti Magister dan Doktoral untuk terus berdiskusi dan terbuka terhadap ide-ide baru dalam dunia akademik.(DIM)