Jakarta, NusamandiriNews–Aplikasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi elemen kunci dalam menciptakan solusi inovatif yang meningkatkan daya saing berbagai sektor industri. Permintaan akan talenta digital yang kompeten semakin meningkat, khususnya di bidang web dan pemrograman untuk pengembangan aplikasi AI berbasis machine learning. Banyak lulusan perguruan tinggi yang belum memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI), melalui Pusat Pengembangan Talenta Digital, menyelenggarakan Workshop Penerapan SKKNI dan Okupasi untuk Calon Pengajar Program VSGA 2025 di Bidang Web dan Pemrograman yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (11/4). Acara ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Eko Budiardjo, Ketua Umum Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (IPKIN), yang juga seorang Guru Besar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI).
Baca juga: Mau Jago Ngolah Data Teks? Yuk, Belajar Text Mining di Prodi Sains Data Universitas Nusa Mandiri
Prodi Sains Data UNM Ikuti Workshop SKKNI
Workshop ini diikuti oleh dosen-dosen dari berbagai perguruan tinggi mitra KOMDIGI, yang nantinya akan dilibatkan sebagai pengajar dalam Program VSGA tahun 2025, termasuk enam dosen dari Program Studi Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) Kampus Digital Bisnis, yaitu Tati Mardiana, Nanang Ruhyana, Taopik Hidayat, Riki Supriyadi, Syarah Seimahuira, dan M. Rangga Saelan.
Fajar Rulhuda, yang mewakili Kepala Pusat Pengembangan Talenta Digital, menjelaskan bahwa pelaksanaan Program VSGA 2025 dirancang lebih adaptif dan kolaboratif. Program ini mengutamakan kemitraan antara perguruan tinggi dan lembaga pelatihan untuk memperkuat “link and match” antara pendidikan dan kebutuhan industri digital.
“Program ini lebih menekankan pembelajaran berbasis praktik dan sertifikasi kompetensi sesuai dengan SKKNI, sehingga lulusan VSGA benar-benar siap memasuki pasar kerja,” katanya.
Senada dengan itu, Prof. Eko Budiardjo menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap okupasi di bidang web dan pemrograman. Menurutnya, setiap okupasi memiliki unit kompetensi tersendiri yang harus dikuasai secara sistematis.
“Pembelajaran berbasis SKKNI bukan hanya teori, tetapi juga peta jalan untuk mencetak talenta digital yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri,” ujarnya.
Sementara itu, Tati Mardiana, Ketua Program Studi Sains Data UNM, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat relevan untuk memperkuat keterampilan dosen dalam mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia industri digital.
“Melalui pelatihan berbasis SKKNI, dosen-dosen dapat lebih memahami kebutuhan industri yang terus berkembang dan mengintegrasikan kurikulum yang sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional,” tegasnya.
Tati berharap agar kegiatan semacam ini terus berlanjut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat kesiapan mahasiswa Program Studi Sains Data UNM dalam menghadapi dunia kerja yang semakin digital dan kompetitif.
“Kegiatan ini merupakan upaya Prodi Sains Data UNM untuk mencetak lulusan yang siap dan terampil mengembangkan solusi cerdas berbasis data,” tutupnya. (UMF)