NusamandiriNews, Jakarta – Setiap tanggal 7 Juli, Indonesia memperingati Hari Pustakawan Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap peran vital pustakawan dalam mendukung kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta pembangunan literasi masyarakat. Di tengah derasnya arus informasi digital, peran pustakawan tidak lagi sekadar sebagai penjaga rak buku, melainkan telah berkembang menjadi pengelola pengetahuan, fasilitator pembelajaran, dan pemandu masyarakat dalam memilah informasi yang valid dan etis.
Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) menegaskan komitmennya untuk terus mendorong transformasi perpustakaan seiring kemajuan teknologi. Di lingkungan akademik, pustakawan memegang peran penting sebagai mitra dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan penelitian. Tak hanya mengelola koleksi digital dan fisik, pustakawan UNM juga aktif memberikan layanan referensi, pelatihan literasi informasi, hingga pengembangan repositori institusi berbasis teknologi terkini.
Baca juga: Disrupsi AI dan Krisis Literasi: Pustakawan UNM Siap Jadi Garda Terdepan Literasi Digital
Hari Pustakawan Nasional: Momentum Menguatkan Peran Strategis Pustakawan
Sofia Nurani, Kepala Perpustakaan UNM, menyampaikan bahwa profesi pustakawan kini telah memasuki era baru yang lebih dinamis dan berdampak strategis.
“Pustakawan hari ini tidak lagi cukup hanya memahami koleksi, tetapi juga harus mampu menjembatani teknologi dengan kebutuhan informasi sivitas akademika. Kami terus beradaptasi, memanfaatkan platform digital dan kecerdasan buatan untuk memastikan mahasiswa dan dosen mendapatkan akses informasi yang cepat, akurat, dan relevan,” ujarnya dalam keterangan rilis, pada Rabu (9/7).
Ia juga menambahkan bahwa perpustakaan UNM siap menjadi garda terdepan dalam membangun budaya literasi digital dan berpikir kritis di kalangan mahasiswa. Terlebih, tantangan disinformasi dan hoaks yang marak di era digital menjadikan peran pustakawan sebagai agen literasi semakin penting.
“Peringatan Hari Pustakawan Nasional di UNM juga menjadi refleksi terhadap pentingnya penguatan kapasitas pustakawan di bidang teknologi informasi, pengelolaan data, serta keterampilan komunikasi akademik,” katanya.
Baca juga: Perkuat Koleksi eBook, Perpustakaan UNM Dukung Literasi Digital Mahasiswa di Era Pembelajaran Modern
Ia menegaskan dalam konteks penguatan literasi dan kesiapan kerja mahasiswa, UNM juga menghadirkan program unggulan Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1, yang memungkinkan mahasiswa menjalani tiga tahun perkuliahan akademik dan satu tahun magang profesional di perusahaan ternama. Program ini turut mendorong sinergi antara mahasiswa, dosen, industri, dan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dan pembelajaran berbasis digital.
“Perpustakaan akan terus menjadi ruang tumbuh bagi mahasiswa, bukan hanya untuk membaca, tapi juga untuk berinovasi, meneliti, dan terhubung dengan pengetahuan global. Di UNM, kami membangun ekosistem literasi digital yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” tutup Sofia.