NusamandiriNews, Jakarta – Tantangan besar masih dihadapi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, terutama dalam menyediakan akses literatur ilmiah yang memadai untuk mendukung kegiatan akademik. Mahalnya biaya langganan jurnal internasional bereputasi menjadi hambatan serius bagi banyak institusi, termasuk dalam menyediakan referensi berkualitas bagi mahasiswa dan dosen.
Namun, Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis menghadirkan solusi dengan menggabungkan dua pendekatan strategis: akses terbuka (open access) dan langganan terbatas jurnal internasional. Melalui kebijakan ini, UNM berkomitmen memperluas akses literatur ilmiah bagi sivitas akademika tanpa terhambat keterbatasan anggaran.
UNM Tawarkan Program IEP 3+1 dengan Akses Jurnal dan Magang Profesional
Pustakawan UNM, Sausan Elsya Pratiwi, menyampaikan bahwa perpustakaan memiliki peran krusial dalam menjembatani kebutuhan informasi mahasiswa dan dosen, terutama dalam ekosistem digital yang terus berkembang.
“Kami berusaha menghadirkan akses yang merata dan berkualitas bagi seluruh sivitas akademika. Open access menjadi alternatif yang sangat penting, namun tetap kami imbangi dengan akses ke jurnal internasional bereputasi agar mahasiswa dan dosen tetap bisa mengikuti perkembangan riset global,” ujarnya dalam keterangan rilis, pada Senin (14/7).
Melalui berbagai platform digital seperti elibrary.nusamandiri.ac.id, ejournal.nusamandiri.ac.id, dan repository.nusamandiri.ac.id, UNM membuka akses publik ke berbagai publikasi ilmiah internal kampus, seperti Pilar Nusa Mandiri, Techno Nusa Mandiri, JITK, INTI Nusa Mandiri, Jurnal AbdiMas Nusa Mandiri, serta Jurnal Pariwisata, Bisnis Digital, dan Manajemen.
Di sisi lain, UNM juga tetap menjaga langganan terhadap jurnal bereputasi internasional seperti Machine Intelligence Research dari Springer, yang dapat diakses melalui jaringan kampus.
Lebih lanjut, UNM juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan sumber literatur ini dalam kegiatan riset maupun persiapan profesional, khususnya bagi mereka yang mengikuti Internship Experience Program (IEP) atau skema 3+1. Program unggulan ini memberi kesempatan mahasiswa untuk menempuh pendidikan selama tiga tahun di kampus, kemudian menjalani satu tahun magang profesional di perusahaan ternama nasional maupun multinasional.
Sausan menjelaskan bahwa literasi informasi yang baik akan meningkatkan kualitas output mahasiswa selama menjalani program magang.
Baca juga: Perkuat Koleksi eBook, Perpustakaan UNM Dukung Literasi Digital Mahasiswa di Era Pembelajaran Modern
“Melalui skema 3+1, mahasiswa UNM harus siap berkontribusi secara nyata di industri. Di sinilah literatur ilmiah dan akses jurnal menjadi penting, karena mereka dituntut untuk mengusulkan solusi berbasis data dan kajian ilmiah,” tambahnya.
Pendekatan holistik yang diterapkan Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri ini menunjukkan bahwa akses pengetahuan bukan hanya soal menyediakan bahan bacaan, tetapi tentang membangun budaya riset, kolaborasi, dan kesadaran informasi di kalangan mahasiswa dan dosen.
“Sebagai Kampus Digital Bisnis, UNM terus berupaya menjadi bagian dari transformasi pendidikan tinggi yang inklusif dan berbasis teknologi, dengan menjadikan akses literasi ilmiah sebagai fondasi utama dalam membentuk lulusan unggul dan siap bersaing di era digital,” tutupnya.