Menu

Mode Gelap
Universitas Nusa Mandiri Raih Klasterisasi Utama: Pengakuan atas Kinerja Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNM Beri Penghargaan Inovasi Pada Mahasiswa dan Alumni Berprestasi UNM Terima Penghargaan Apresiasi Penggabungan Perguruan Tinggi Tahun 2021 Manfaat Teknologi Untuk Ketahui Kepribadian dan Kecerdasan Pada Anak Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis UNM Gelar Pembekalan Internal Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Tahun 2022

Event

Prof. Christophoros Nikou: Diffusion Models Jadi Tren Baru AI untuk Riset dan Inovasi

badge-check


					Prof. Christophoros Nikou: Diffusion Models Jadi Tren Baru AI untuk Riset dan Inovasi Perbesar

NusamandiriNews, Depok – Universitas Nusa Mandiri (UNM) menghadirkan akademisi internasional, Prof. Christophoros Nikou dari University of Ioannina, Greece, sebagai narasumber Studium Generale bertema VISION (Valuing Innovation, Sustainability, and Integrity in Ongoing Knowledge) yang berlangsung di aula UNM kampus Margonda, Sabtu (13/9).

Dalam paparannya, Prof. Nikou membahas tren terbaru dalam kecerdasan buatan (AI), khususnya tentang diffusion models yang kini menjadi tulang punggung inovasi ilmiah di berbagai bidang.

Baca juga: Universitas Nusa Mandiri Gelar Studium Generale Bertema VISION, Hadirkan Profesor Internasional

Menurut Prof. Nikou, perkembangan AI generatif telah berevolusi dari Generative Adversarial Networks (GANs) dan Variational Autoencoders (VAEs) menuju diffusion models. Model ini dinilai lebih stabil, skalabel, dan mampu menghasilkan data berkualitas tinggi.

“Jika GANs sering menghadapi masalah mode collapse dan VAEs menghasilkan gambar buram, diffusion models justru mampu menghadirkan hasil yang tajam, beragam, dan stabil,” jelasnya, Sabtu (13/9).

Ia menekankan bahwa diffusion models tidak hanya berdampak pada industri kreatif seperti pembuatan gambar atau desain, tetapi juga memiliki aplikasi nyata dalam penemuan obat, sains material, rekayasa biologi, kesehatan, hingga simulasi iklim. Beberapa studi mutakhir bahkan menunjukkan bagaimana diffusion models dapat merancang protein baru, mempercepat pencitraan medis MRI/CT, hingga membantu perancangan komponen semikonduktor dan baterai.

Meski demikian, Prof. Nikou juga mengingatkan adanya tantangan besar yang perlu diantisipasi, mulai dari kebutuhan komputasi yang sangat besar, kecepatan proses sampling yang lambat, hingga persoalan etika dan validitas ilmiah.

“Kita harus berhati-hati agar AI tidak hanya menghasilkan sesuatu yang terlihat masuk akal, tetapi juga terbukti secara ilmiah,” tegasnya.

Baca juga: Wawasan Global di UNM! Studium Generale VISION Akan Hadirkan Profesor dari Yunani

Ke depan, Prof. Nikou memproyeksikan AI akan semakin berperan sebagai kolaborasi riset. Dengan integrasi multimodal, AI berpotensi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga partner dalam merancang eksperimen, menganalisis data, hingga menemukan pengetahuan baru secara otomatis.

“Visi masa depan AI bukan sekadar sebagai alat, tetapi sebagai mitra riset yang mampu mendorong inovasi berkelanjutan di berbagai disiplin ilmu,” pungkasnya.(ACH)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

UNM Tekankan Pentingnya Disiplin Akademik dan Kolaborasi Riset bagi Mahasiswa Doktor

13 September 2025 - 13:53 WIB

studium generale

Prof. Agus Dorong Maba S2 dan S3 UNM Lebih Aktif dalam Riset dan Publikasi Internasional

13 September 2025 - 13:48 WIB

studium generale

Rektor UNM Ajak Maba S2 dan S3 Berprestasi sebagai Praktisi dan Peneliti Internasional

13 September 2025 - 13:22 WIB

studium generale

Universitas Nusa Mandiri Gelar Studium Generale Bertema VISION, Hadirkan Profesor Internasional

13 September 2025 - 13:11 WIB

studium generale

Prof. Hilman Paparkan Peran Quantum Machine Learning untuk Kesehatan di ICITRI 2025

12 September 2025 - 09:25 WIB

icitri
Sedang Tren di Event