NusamandiriNews, Jakarta–Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) Universitas Nusa Mandiri (UNM) sebagai Kampus Digital Bisnis ikut berpartisipasi dalam kegiatan Lokakarya Penerapan Minimum Mitigasi Risiko pada SPMI Perguruan Tinggi dengan Contoh Penerapannya pada Aspek PPKPT yang digelar oleh LLDikti Wilayah III, pada Selasa (23/9) di Auditorium Cyber Universitas Nasional, Jakarta.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dr Desiana Vidayanti yang membahas urgensi SPMI berbasis risiko sebagai tameng perguruan tinggi dari kegagalan mutu, dan Dr Muhani yang menekankan pentingnya integrasi pencegahan kekerasan dalam siklus mutu perguruan tinggi secara sistematis.
Baca juga: Satgas PPK UNM Pastikan MOKA 2025 Bebas Kekerasan di Tiga Kampus
Budaya Mutu UNM
Kepala LLDikti Wilayah III, Dr Henri Tambunan dalam sambutannya menekankan pentingnya komitmen kolektif perguruan tinggi dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat, aman, dan bebas dari kekerasan. Senada dengan itu, Wakil Rektor I Universitas Nasional, Erni Ermawati Chotim juga menyampaikan apresiasi terhadap langkah progresif perguruan tinggi yang aktif mengintegrasikan aspek PPK dalam sistem mutu internalnya.
Di sisi lain, Ketua Satgas PPK UNM, Arfhan Prasetyo, menegaskan bahwa keikutsertaan UNM dalam lokakarya ini merupakan bagian dari upaya serius dalam membangun tata kelola mutu yang berintegritas.
“Kampus Digital Bisnis seperti UNM tidak hanya fokus pada kualitas akademik, tetapi juga memastikan keamanan dan kenyamanan seluruh sivitas akademika. Integrasi PPK dengan SPMI adalah strategi penting untuk menjaga reputasi, meningkatkan daya saing, sekaligus membangun ekosistem kampus yang sehat,” ujarnya dalam keterangan rilis yang diterima, pada Rabu (24/9).
Arfhan juga menambahkan bahwa upaya ini sejalan dengan program unggulan Internship Experience Program (IEP) 3+1 yang dimiliki UNM, di mana mahasiswa didorong untuk menyeimbangkan pembelajaran akademik dengan pengalaman industri.
“Dengan IEP 3+1, mahasiswa tidak hanya dibekali keterampilan teknis, tetapi juga wawasan penting tentang etika kerja, komunikasi, dan kesadaran terhadap isu-isu sosial, termasuk pencegahan kekerasan di lingkungan kerja maupun kampus. Ini adalah bentuk komitmen UNM mencetak lulusan yang profesional sekaligus berkarakter,” tambahnya.
Melalui langkah ini, Universitas Nusa Mandiri sebagai Kampus Digital Bisnis menunjukkan keseriusannya dalam membangun budaya mutu yang holistik menyatukan aspek akademik, praktik industri, serta keamanan lingkungan kampus.