Menu

Mode Gelap
Universitas Nusa Mandiri Raih Klasterisasi Utama: Pengakuan atas Kinerja Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNM Beri Penghargaan Inovasi Pada Mahasiswa dan Alumni Berprestasi UNM Terima Penghargaan Apresiasi Penggabungan Perguruan Tinggi Tahun 2021 Manfaat Teknologi Untuk Ketahui Kepribadian dan Kecerdasan Pada Anak Sarah, Mahasiswa UNM yang Aktif Kuliah Sambil Berbisnis UNM Gelar Pembekalan Internal Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Tahun 2022

Artikel Ilmiah

Teknologi Bermanfaat Bantu Pencatatan Gizi Balita

badge-check


					artikel ilmiah populer Perbesar

artikel ilmiah populer

Oleh: Retno Sari dan Ratih Yulia Hayuningtyas

NusamandiriNews–Berdasarkan hasil Riskesdas Kementerian kesehatan 2018, terdapat 17,7% balita yang masih mengalami masalah gizi yang terdiri dari 2,9% balita mengalami gizi buruk dan 13,8% balita yang menderita gizi kurang. Pada saat pandemi covid-19 terdapat 260 kabupaten/kota lokus stunting dan 71 kabupaten/kota menjadi zona merah covid-19.

Menurut Permenkes Nomor 4 Tahun 2019, Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Balita dengan melakukan penimbangan minimal 8 kali setahun, pengukuran tinggi badan minimal 2 kali setahun, pemantauan perkembangan 2 kali setahun dan pemantauan pemberian imunisasi.

Baca juga: Penerapan Machine Learning Bisa Tingkatkan Keberhasilan Pengobatan Immunotherapy

Hal ini dilakukan sebagai upaya penanggulangan Gizi buruk di suatu daerah. Dari hasil pemeriksaan balita di setiap posyandu, akan mengacu kepada Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Antropometri digunakan sebagai indikator gizi balita berdasarkan Umur, Berat Badan dan Tinggi Badan.

Berdasarkan standar antropometri balita dikatakan gizi buruk, apabila berat badan dengan umur kurang dari 3 tahun, baiknya untuk mengurangi balita kekurangan gizi serta dapat memperhatikan nutrisi yang diberikan setiap hari.

Nutrisi yang dibutuhkan oleh balita, antara lain protein, buah, sayuran, biji-bijan dan susu. Dalam pemberian asupan makanan kepada balita, sebaiknya kita memberikan protein seperti makanan laut, daging dan ayam. Atau terdapat pilihan lain seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.

Terkadang balita sulit sekali untuk memakan buah, tetapi untuk memenuhi nutrisinya harus diusahakan memakan buah. Buah yang dapat dikonsumsi haruslah buah segar. Hal itu juga berlaku untuk sayuran segar, yang susah untuk memberikannya kepada sang buah hati. Balita akan sering menolak makanan yang ada sayurannya.

Biji-bijian dapat diberikan berupa gandum, oatmeal, popcorn atau nasi. Susu, berikanlah susu yang memiliki kadar lemak rendah atau bebas lemak. Balita dapat memakan yoghurt, susu atau minuman kedelai lainnya.

Dalam penelitian yang telah dilakukan dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM), perancangan sistem informasi sangat perlu untuk mempercepat pengambilan keputusan. Adanya sistem informasi ini diharapkan, pencatatan sistem gizi balita dengan metode forward chaining, dapat memudahkan dalam membantu pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan pada balita yang masih di bawah garis merah.

Baca juga: Peran Ilmu Komputer Dalam Mendeteksi Keberadaan Sel Pap Smear

Tujuan sistem informasi pencatatan gizi balita untuk membantu kader posyandu dalam melakukan pencatatan gizi balita dan memutuskan tindakan yang tepat cepat, untuk balita yang berada pada di bawah garis merah untuk mengurangi angka stunting anak.

Metode forward chaining dipilih karena menghubungkan suatu masalah dengan solusi dengan proses bertahap. Sehingga dapat menghasilkan prediksi sesuai dengan standar antropometri.

Maka dapat disimpulkan, dengan adanya sistem informasi ini, akan memudahkan kader posyandu dalam melakukan pelaporan data gizi balita di daerahnya dan dengan cepat melakukan tindakan kepada balita yang berada di bawah garis merah. (UMF)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Generasi Z Wajib Tahu! Ini Dia Kurikulum OBE di UNM

22 Agustus 2025 - 13:50 WIB

Apa Itu Kurikulum OBE?

Belajar Bisnis Kekinian + Magang Setahun, Siap Gaspol di Era 5.0

20 Agustus 2025 - 14:07 WIB

Belajar Bisnis Kekinian + Magang Setahun

Bukan Sekadar Kuliah, Tapi Tiket Jadi Leader

20 Agustus 2025 - 12:52 WIB

IEP 3+1: Kuliah 3 Tahun, Tahun Ke-4 Langsung Terjun Industri

Gen-Z dan Cuan Digital 2025: Lifestyle, Strategi, dan Risiko yang Wajib Diwaspadai

20 Agustus 2025 - 11:02 WIB

Kenapa Gen-Z Lebih Ngebut Cari Duit?

Doktor Informatika: Bukan Cuma Gelar Panjang, tapi Jalan Ninja Masa Depan

20 Agustus 2025 - 09:47 WIB

Doktor Informatika
Sedang Tren di Artikel Ilmiah