NusamandiriNews, Jakarta–Kemajuan dunia digital membuka peluang luar biasa, tetapi juga membawa ancaman yang semakin serius. Pahlawan digital perlu hadir dalam serangan siber seperti ransomware, phishing, dan kebocoran data kini terjadi dengan frekuensi yang mengkhawatirkan.
Di tengah tantangan ini, pertanyaannya adalah: sudahkah mahasiswa Informatika cukup siap untuk menjadi pelindung dunia digital?
Baca juga: Bangun Karier di Era Digital, Mahasiswa Informatika Harus Cloud-Ready
Mahasiswa Informatika Wajib Jadi Pahlawan Digital
Ketua Program Studi Informatika Universitas Nusa Mandiri (UNM), Arfhan Prasetyo menekankan bahwa keamanan siber harus menjadi prioritas utama bagi mahasiswa Informatika.
“Saat ini, ancaman siber semakin kompleks dan beragam. Mahasiswa Informatika harus dibekali dengan keterampilan yang mampu melindungi sistem dan data. Mereka tidak cukup hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi harus tumbuh sebagai pengembang yang paham betul pentingnya keamanan digital,” tegas Arfhan dalam rilis yang diterima, Senin (28/4).
Untuk itu, mahasiswa perlu memperdalam keterampilan seperti penetration testing, ethical hacking, dan forensic analysis. Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri aktif mendorong mahasiswa untuk mengikuti kompetisi keamanan siber di tingkat nasional maupun internasional, serta mengejar sertifikasi profesional di bidang ini, demi meningkatkan daya saing di dunia industri.
“Keamanan digital bukan lagi sekadar tanggung jawab perusahaan, melainkan tanggung jawab setiap individu. Mahasiswa Informatika harus siap menjadi garda terdepan dalam menjaga dunia digital kita!,” pungkas Arfhan.