NusamandiriNews, Jakarta–Setiap 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila — bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi sebagai momen reflektif untuk kembali meneguhkan siapa kita sebagai bangsa. Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi digital yang begitu masif, Pancasila menjadi jangkar nilai yang menjaga arah moral dan identitas bangsa. Dalam konteks ini, dunia pendidikan memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan nilai-nilai luhur itu tetap hidup dan relevan — dan perpustakaan memegang peran kunci dalam upaya tersebut.
Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) tidak hanya menekankan inovasi dan teknologi dalam pengajaran, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dalam membentuk karakter civitas akademikanya. Hal ini tercermin dari komitmen Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri dalam memperingati Hari Lahir Pancasila melalui cara yang subtansial: memperkuat literasi kebangsaan.
Baca juga: Perpustakaan UNM, Lebih dari Sekadar Rak Buku
Pancasila dan Perpustakaan
Alih-alih hanya menggelar seremoni formal, perpustakaan menghadirkan berbagai koleksi bacaan yang relevan — mulai dari buku cetak, e-book, artikel ilmiah, hingga dokumentasi digital yang mengulas aspek historis, filosofis, hingga aplikatif dari nilai-nilai Pancasila. Literasi dipilih sebagai jalan senyap namun kuat dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya nilai-nilai dasar bangsa, terutama di kalangan mahasiswa dan dosen.
Pancasila bukan hanya produk sidang BPUPKI tahun 1945, tetapi ruh yang menghidupkan perjalanan bangsa hingga kini. Di tengah pergeseran nilai yang kian cepat dan kuatnya pengaruh media sosial serta algoritma digital, penguatan literasi kebangsaan menjadi benteng penting untuk mempertahankan jati diri Indonesia.
Perpustakaan, dalam perannya sebagai pusat sumber belajar, mengambil posisi strategis dalam menyemai nilai-nilai seperti kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial, dan gotong royong. Nilai-nilai ini tidak lagi cukup diajarkan dalam ruang kelas; ia harus dibaca, dipahami, didiskusikan, dan dihayati — dan perpustakaan menjadi ruang aman untuk itu semua.
Baca juga: Perkuat Layanan Berbasis AI, Perpustakaan UNM Ikuti Webinar Pemprov DKI
Dengan memanfaatkan teknologi digital dalam layanan informasi, Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri juga menunjukkan bahwa penguatan nilai kebangsaan tidak harus meninggalkan inovasi. Justru melalui integrasi digital, akses terhadap literatur kebangsaan menjadi lebih luas dan inklusif — sejalan dengan visi kampus sebagai pelopor pendidikan berbasis teknologi dan bisnis.
Maka dari itu, memperingati Hari Lahir Pancasila melalui penguatan literasi bukanlah langkah sederhana. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya kompeten secara akademik dan digital, tetapi juga kokoh dalam nilai dan karakter. Perpustakaan menjadi ruang sunyi yang strategis — tempat di mana gagasan dibentuk, dan jiwa kebangsaan ditumbuhkan.
Penulis: Sofia Nurani, Kepala Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri