NusamandiriNews, Jakarta – Di tengah gelombang informasi yang deras dan algoritma digital yang terus berkembang, mahasiswa kini dihadapkan pada tantangan nyata: memilah informasi yang kredibel dari tumpukan konten yang belum tentu valid. Dalam menghadapi tantangan ini, Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri (UNM) hadir sebagai garda terdepan dalam membentuk generasi akademik yang melek literasi digital.
Sebagai Kampus Digital Bisnis, UNM terus berinovasi dalam menghadirkan ekosistem pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Salah satu bentuk inovasinya adalah transformasi fungsi perpustakaan menjadi pusat layanan digital, edukatif, dan kolaboratif.
Baca juga: Perpustakaan UNM Bukan Biasa, Jadi Gerbang Sukses Lewat Program IEP 3+1
Perpustakaan UNM Dukung Mahasiswa Hadapi Era Informasi Tanpa Batas
Perpustakaan UNM kini tidak lagi hanya menjadi tempat membaca buku cetak, melainkan juga menjadi pusat literasi digital kampus. Mahasiswa dapat mengakses koleksi digital, seperti ebook, jurnal ilmiah, dan prosiding melalui laman www.elibrary.nusamandiri.ac.id, serta jurnal internasional Springer yang dapat dibuka menggunakan jaringan internet kampus. Fasilitas ini memperkuat kemampuan riset dan mendukung proses penulisan ilmiah sivitas akademika UNM.
Sausan Elsya Pratiwi, Pustakawan UNM, menegaskan pentingnya literasi informasi dalam dunia akademik saat ini.
“Literasi digital bukan sekadar bisa mencari informasi di internet. Mahasiswa harus paham bagaimana menilai kebenaran sumber, menggunakan informasi secara etis, dan menghindari hoaks. Perpustakaan hadir sebagai mitra strategis untuk membekali keterampilan ini,” ujarnya dalam keterangan rilis, pada Rabu (30/7).
Ia juga menambahkan bahwa peran pustakawan kini berkembang menjadi fasilitator pembelajaran dan mentor literasi informasi digital, bukan lagi sekadar pengelola koleksi buku.
“Di era serba digital ini, mahasiswa dituntut untuk tidak hanya menjadi pengguna informasi, tapi juga produsen konten yang bertanggung jawab. Perpustakaan UNM turut menggelar pelatihan literasi digital dan sesi konsultasi informasi bagi mahasiswa yang tengah menyusun karya ilmiah atau skripsi,” katanya.
Ia menegaskan bahwa komitmen ini selaras dengan program unggulan Internship Experience Program (IEP) atau dikenal dengan skema 3+1, yang menjadi identitas khas UNM. Melalui program ini, mahasiswa menempuh tiga tahun kuliah di kampus dan satu tahun magang profesional di perusahaan ternama, baik nasional maupun multinasional. Dengan dukungan literasi digital yang kuat, mahasiswa UNM diharapkan mampu tampil lebih siap dalam menghadapi dunia industri yang semakin kompetitif.
“Sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri terus menegaskan perannya dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif, kritis, dan bijak dalam memanfaatkan teknologi digital untuk kemajuan diri dan masyarakat,” tutupnya.