Profesi AI Engineer kini tak terbantahkan lagi menjadi salah satu pekerjaan yang paling banyak dicari di berbagai belahan dunia. Lonjakan permintaan ini tentu sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang. Tak heran, sebab di era modern ini, semakin banyak perusahaan di beragam sektor industri mulai dari teknologi, keuangan, kesehatan, hingga manufaktur sangat membutuhkan para profesional yang mahir dalam merancang, membangun, dan mengoptimalkan sistem AI yang inovatif dan transformatif. Mereka adalah kunci di balik solusi cerdas yang mendorong efisiensi, inovasi produk, dan keunggulan kompetitif.
Lantas, apa itu AI engineer, apa saja tugas mereka, apa yang menjadi tantangan, dan bagaimana cara menjadi AI engineer? Silakan simak artikel berikut sampai selesai!
Apa Itu AI Engineer?
AI Engineer adalah profesional yang bertanggung jawab dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi berbasis akal imitasi (AI). Untuk itu, mereka menggunakan algoritma tertentu seperti machine learning, deep learning, dan teknik-teknik AI lainnya untuk membangun sistem yang dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia seperti analisis data, pengambilan keputusan otomatis, dan natural language processing.
Seorang AI Engineer bekerja di berbagai sektor industri, mulai dari teknologi, kesehatan, transportasi, hingga finansial, dengan tujuan utama untuk menciptakan sistem yang dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja organisasi.
Tugas Seorang AI Engineer
Seorang AI Engineer memiliki berbagai tugas yang sangat teknis dan kompleks. Berikut adalah berapa tugas utama yang dilakukan oleh seorang AI Engineer:
1. Mengembangkan dan Melatih Model AI
AI Engineer bertugas untuk merancang dan melatih model-model AI yang dapat memproses data, mengenali pola, dan membuat keputusan berdasarkan data yang ada. Model-model ini bisa berupa sistem rekomendasi, pengenalan wajah, atau sistem prediksi lainnya.
2. Menerapkan Algoritma AI
Selain merancang model, AI Engineer juga bertanggung jawab dalam menerapkan berbagai algoritma akal imitasi yang digunakan dalam sistem. Ini mencakup algoritma machine learning, deep learning, dan natural language processing (NLP).
3. Menguji dan Mengoptimalkan Model
Setelah model AI dikembangkan, AI Engineer akan menguji dan mengevaluasi kinerjanya. Mereka juga harus melakukan optimasi model yang bertujuan ntuk meningkatkan akurasi dan efisiensi kerja model tersebut.
4. Berolaborasi dengan Tim Lain
AI Engineer tidak bekerja sendirian. Sebab, mereka berkolaborasi dengan berbagai tim lain, seperti data scientist, software engineer, dan analis data. Hal ini bertujuan untuk memastikan sistem yang dikembangkan dapat diintegrasikan dengan baik dan memenuhi kebutuhan organisasi.
5. Pemeliharaan dan Pembaruan Sistem AI
AI tidak hanya dikembangkan dan dilupakan. Sebab, Sistem AI harus terus dipantau dan diperbarui agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan data terbaru.
Tantangan yang Dihadapi oleh AI Engineer di Era akal imitasi
Walaupun profesi AI Engineer menawarkan peluang yang besar, pekerjaan ini tentunya juga memiliki tantangan tersendiri. Berikut adalah berapa tantangan yang dihadapi oleh AI Engineer antara lain:
1. Keterbatasan Data Berkualitas
Data yang digunakan dalam pengembangan AI harus berkualitas tinggi, relevan, dan bersih. Ketersediaan data yang buruk atau tidak lengkap dapat mempengaruhi kualitas model yang dikembangkan.
2. Kompleksitas dalam Pengolahan Data
AI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk melatih model. Pengolahan data besar ini membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar, yang menjadi tantangan bagi banyak organisasi dengan keterbatasan anggaran.
3. Etika dalam Penggunaan AI
AI Engineer juga harus memperhatikan masalah etika dalam pengembangan teknologi. Misalnya, sistem AI dapat membawa risiko bias jika data yang digunakan untuk melatihnya tidak representatif. Oleh karena itu, AI Engineer harus memastikan bahwa sistem yang dikembangkan adil dan tidak mendiskriminasi.
4. Perkembangan Teknologi yang Cepat
AI adalah bidang yang berkembang dengan cepat, dan seorang AI Engineer harus terus mengupdate pengetahuan dan keterampilannya agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi terbaru.
Program Studi Apa yang Mendukung Karir Menjadi AI Engineer?
Bagi kamu yang ingin berkarir sebagai AI Engineer, program studi Sistem Informasi adalah pilihan yang sangat tepat. Sebab, program studi ini mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan teknis dan manajerial yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi akal imitasi (AI).
1. Kurikulum yang Relevan dengan AI
Kurikulum di program studi sistem informasi dirancang sesuai dengan kebutuhan industri. Contohnya dengan mata kuliah seperti Web Programming, Desain UI/UX, Business Intelligence, dan Sistem Rekomendasi. Ini memberikan bekal yang kuat bagi mahasiswa untuk mengembangkan aplikasi berbasis AI.
2. Pemrograman dan Pengolahan Data
Program studi sistem informasi memastikan mahasiswa belajar bahasa pemrograman seperti Python dan Java yang merupakan dasar dalam pengembangan AI. Selain itu, program studi sistem informasi juga mengajarkan materi lain seperti Business Intelligence dan Audit Sistem Informasi yang dapat membantu mahasiswa mengolah dan menganalisis data untuk membangun model AI yang lebih baik.
3. Peluang Karir yang Luas
Karena memiliki kurikulum berbasis capaian pembelajaran dan kerjasama dengan industri, program studi sistem informasi mempersiapkan mahasiswa untuk sukses berkarir di bidang akal imitasi. Oleh karena itu, lulusan sistem informasi memiliki peluang karir yang luas. Selain sebagai AI engineer, lulusan program studi ini juga memiliki prospek karis sebagai program analyst, business analyst, dan IT consultan.
Rekomendasi Universitas
Untuk kamu yang ingin memulai karir di bidang AI Engineer, Universitas Nusa Mandiri adalah pilihan yang sangat tepat. Sebabm universitas ini menyediakan program studi Sistem Informasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri dan dunia kerja.
Kurikulum pembelajaran program studi Sistem Informasi di Universitas Nusa Mandiri dirancang menggunakan basis capaian pembelajaran (Outcomes Based Education). Penggunaan basis ini memastikan mahasiswa dipersiapkan dengan keterampilan teknis dan manajerial yang relevan seperti pemrograman, analisis data, dan pengembangan aplikasi berbasis AI.
Program studi Sistem Informasi di Universitas Nusa Mandiri menawarkan berbagai mata kuliah yang langsung mendukung karir di bidang kecerdasan buatan. Diantaranya adalah seperti Web Programming, Business Intelligence, dan Sistem Rekomendasi.
Baca juga: Mau Kuliah Sambil Bekerja? Kelas Karyawan Universitas Nusa Mandiri Solusinya!
Profesi AI Engineer merupakan pilihan karir yang menjanjikan saat ini. Meskipun memiliki beberapa tantangan, profesi ini diprediksi akan memiliki prospek yang baik dalam beberapa tahun kedepan. Jika kamu tertarik untuk berkarir di bidang ini, program studi Sistem Informasi di Universitas Nusa Mandiri dapat memberikan dasar yang solid, baik dari sisi teknis maupun non-teknis. Melalui mata kuliah yang relevan dan kurikulum yang berbasis pada kebutuhan industri, kamu dapat mempersiapkan diri untuk menjadi seorang AI Engineer yang siap bersaing di dunia kerja.
