Jakarta, NusamandiriNews–Inovasi SmartCervix dalam mendeteksi dini kanker serviks menjadi fokus utama dalam Forum Group Discussion (FGD) ini. Acara yang berlangsung di Asyana Bogor ini dipimpin oleh Dr Nita Merlina, selaku ketua peneliti hibah Kemendikbud Ristek Dikti sekaligus dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) dan dihadiri oleh para akademisi, praktisi kesehatan, serta mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi mengenai teknologi kesehatan.
SmartCervix merupakan proyek penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teknologi deteksi dini kanker serviks menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan jaringan syaraf tiruan (neural networks). Inovasi ini diharapkan dapat membantu proses skrining yang lebih cepat dan akurat, sehingga memudahkan diagnosis dan penanganan lebih awal terhadap kanker serviks yang merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian tertinggi di kalangan wanita.
Baca juga: Alami Lonjakan Partisipan, ICITRI Jadi Kepercayaan Para Peneliti Tuangkan Penelitiannya
Forum Group Discussion SmartCervix
Dr Nita Merlina dalam sambutannya menjelaskan pentingnya pengembangan teknologi SmartCervix sebagai langkah konkret untuk menghadirkan solusi teknologi di bidang kesehatan yang mampu memberikan dampak signifikan dalam mencegah kanker serviks sejak dini.
“Kami berharap teknologi ini dapat diimplementasikan secara luas di fasilitas kesehatan untuk membantu deteksi yang lebih efektif,” ujar Dr Nita pada rilis yang diterima, Senin (30/9).
Dr Reza Achmad Prasetyo yang hadir sebagai narasumber utama, memaparkan lebih lanjut tentang pentingnya integrasi teknologi cerdas seperti AI dalam mendukung kesehatan wanita.
Ia menjelaskan dengan teknologi yang berkembang pesat, kami dapat mengidentifikasi sel-sel abnormal dengan lebih cepat dan akurat, sehingga deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan tanpa menunggu gejala yang lebih parah. Ini akan meningkatkan angka keberhasilan perawatan.
“SmartCervix adalah proyek penelitian berbasis teknologi kecerdasan buatan yang dikembangkan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Teknologi ini menggunakan model Convolutional Neural Networks (CNN) yang telah dilatih untuk menganalisis citra medis dan mengidentifikasi kelainan pada sel serviks. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan diagnosis awal dan menurunkan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia,” tutupnya. (UMF)
Leave a Reply